tirto.id - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak menampik jika Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) akan bubar dan sebentar lagi tinggal sebuah nama.
Hal itu menyusul sinyal Partai Amanat Nasional (PAN) memberi dukungan kepada Ganjar Pranowo menjadi capres pada Pilpres 2024. Sinyal PAN mendukung kader PDIP itu terlihat usai Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bersilaturahmi dengan Ketua Umum PDIP di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, pekan lalu.
Juru Bicara PPP Usman Tukan mengatakan KIB akan tinggal sebuah nama apabila PAN mendeklarasikan secara resmi mendaulat Ganjar sebagai capres 2024. Usman mengatakan Golkar tidak mungkin berdiri sendiri di KIB tanpa PAN dan PPP.
"Jadi, kalau PAN sudah deklarasi sepenuhnya mendukung Mas Ganjar sebagai calon presiden itu artinya selesai, tinggal Golkar, enggak mungkin ini bisa berlanjut KIB-nya. Memang betul KIB tinggal nama kalau misalnya PAN sudah deklarasi," kata Usman saat dihubungi reporter Tirto, Senin (5/6/2023).
Ia mengatakan KIB akan bubar jika Golkar memilih jalan berbeda dengan PAN dan PPP. Namun, mekanisme KIB bubar akan melalui duduk bersama tiga parpol yang tergabung di dalamnya.
"Kalau pada akhirnya [Golkar] misalnya membuat pilihan berbeda dengan PAN dan PPP, bahwa itu artinya KIB sudah tidak perlu ada lagi. Tentunya kalau kita mau berpisah harus baik-baik. Kemudian kita bercerai," ucap Usman.
Dalam keterangan terpisah sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan saat ini KIB masih eksis. Zulhas mengatakan jika nantinya memang akan bubar akan melalui pembicaraan baik-baik.
"Nah, ini belum final," kata Zulhas di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat pekan lalu.
Namun, Zulhas menyadari meskipun KIB masih ada, tetapi langkah politik anggotanya sudah mulai berbeda haluan.
"Jadi, masih ada. Istilahnya Yoga [Waketum PAN Viva Yoga Mauladi] itu, koalisi, tapi mimpinya mulai agak beda-beda," tutur Zulhas.
Sementara itu, Partai Golkar menegaskan KIB sejauh ini tidak bubar. Saat ini, partai yang tergabung dalam KIB masih tetap menjaga kesepakatan dan komunikasi.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Bayu Septianto