tirto.id - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani memprediksi, hanya akan ada satu partai oposisi yang masuk koalisi Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin pada periode ini.
Namun demikian, Arsul mengatakan, Jokowi akan mengumpulkan para ketua umum (ketum) dari partai pengusung guna meminta masukan terkait koalisi. Dalam agenda tersebut, kata dia, para ketum partai akan memutuskan apakah perlu ada penambahan koalisi atau tidak.
“Saya melihatnya satu di antara dua kemungkinan itu, tidak bertambah atau bertambah satu,” jelas dia di Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (15/7/2019).
Ia menjelaskan, dalam proses rekonsiliasi tidak mungkin semua partai oposisi diberikan izin untuk masuk koalisi. Sebab, ia menilai, para ketua partai koalisi Jokowi banyak yang sepakat bahwa mendukung negara tak perlu dengan cara masuk koalisi.
Menurut Arsul, baik koalisi dan oposisi sama saja dan bisa berperan mendorong pembangunan negara.
Ia mengatakan, tidak mungkin semua partai harus berada dalam pemerintahan karena dalam demokrasi butuh keseimbangan untuk mengawal kinerja pemerintah. Peran itu yang akan dimainkan oposisi.
“Tapi kan belum bertemu dengan para ketua umum yang akan memberikan final. Saya katakan final sikap partai-partai dan kemudian sebagai koalisi juga seperti apa,” ujar dia.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dari suara parlemen, koalisi pengusung Jokowi- Maruf Amin menguasai kursi 60 persen. Itu sudah cukup untuk menjadi mayoritas. Oleh karena itu, koalisi merasa sudah cukup dengan yang ada sekarang.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Alexander Haryanto