tirto.id - Pemerintah memperhitungkan potensi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari kegiatan Annual Meeting IMF-World Bank dapat sebesar 2,985 juta dolar AS atau senilai Rp44,4 miliar.
Ketua Pelaksana Harian Pertemuan IMF-World Bank, Susiwijono Moegiarso mengatakan, nilai PNBP tesebut diperoleh hanya dari biaya sewa ruangan yang dibayar oleh negara peserta. Sementara, jumlah ruangan yang disewakan ada 597 ruangan.
"Satu office kira-kira (biaya sewa) 5 ribu dolar AS," ujar Susiwijono di kantor Ombusman Jakarta pada Senin (1/10/2018).
Susiwijono menekankan bahwa, petensi PNBP sebasar Rp44,4 miliar, belum dihitung dengan potensi penerimaan dari hal yang lain, seperti sektor pariwisata, UMKM, kuliner, hingga kesepakatan yang diraih dengan negara terkait selama acara berlangsung.
Kemudian, ia menyebutkan bahwa dari 597 ruangan, terdiri dari 467 ruangan di Hotel Westin, 88 ruangan di Bali Nusa Dua Hotel (BNDH) dan 42 kamar di Hotel Grand Whizz. Sementara, jumlah ruangan kantor yang sudah di sewa oleh negara peserta adalah 148 ruangan atau 96 persen dari target total 154 alokasi ruangan yang disewakan.
"Sedangkan sisanya, 443 ruangan disewa dan digunakan sebagai kantor oleh pihak IMF, World Bank, dan panitia nasional," ujarnya.
Pemerintah Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan acara telah menyiapkan anggaran sebesar Rp855,5 miliar. Pada Agustus 2018, kemudian pemerintah mengklaim realisasi penggunaan anggarannya sudah sebesar Rp566 miliar.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yandri Daniel Damaledo