tirto.id - Poltracking Institute memprediksi 9 dari partai yang akan lolos parlemen 2019-2024. Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yudha mengatakan, sekitar 8 partai akan masuk dan 1 partai baru diprediksi masuk parlemen.
"Yang lolos ambang batas parlemen ada sembilan partai ditambah partai baru yang berpotensi Perindo," kata AR Founder & Executive Director Poltracking Indonesia Hanta Yuda di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4/2019).
Dalam survei, Hanta mencatat PDIP berada di peringkat teratas. Apabila menghilangkan unsur undecided voters sekitar 11 persen, PDIP mengantongi 23,5 persen. Peringkat kedua disusul Gerindra (13,7 persen) sementara ketiga jatuh pada Golkar (12,8 persen).
Di luar tiga besar terdiri atas PKB (9,7 persen), Nasdem (7,5 persen), Demokrat (7,2 persen), PKS (6,7 persen), PAN (5,7 persen), PPP (5,4 persen), sementara Perindo (2,8 persen). Perindo berpotensi lolos akibat masuk margin error 2,2 persen. Sementara itu, satu partai petahana terpental dalam Pilpres 2019, yakni Hanura.
"Terlempar dari DPR yaitu Partai Hanura," ungkapnya.
Sementara itu, daftar partai yang tidak lolos adalah Hanura 1,7 persen, PSI 1,4 persen, PBB 0,8 persen, Berkarya 0,8 persen. Disusul PKPI 0,2 persen dan Partai Garuda 0,1 persen.
Berdasarkan demografi wilayah, PDIP masih unggul di beberapa tempat. Jawa Barat dikuasai PDIP dengan 18,6 persen. Yogyakarta dan Jawa Tengah PDIP dengan 29,0 persen, Jawa Timur PDIP 22,1 persen, Nusa Tenggara dan Bali PDIP dengan 43,0 persen.
Sedangkan Sumatera dikuasai Golkar dengan 14,1 persen, Kalimantan PDIP 28,5 persen, Sulawesi PDIP 15,0 persen, Papua dan Maluku Partai Golkar 24,1 persen. Banten dan DKI Jakarta dikuasai Gerindra dengan 29,5 persen.
Penelitian dilakukan sejak tanggal 1-8 April 2019. Penelitian menyasar langsung 2000 responden yang sudah terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT). Penelitian juga dilakukan dengan cara multistage random sampling.
Penelitian pun dinilai dengan margin of error di angka lebih kurang 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno