tirto.id - Sofyan Tsauri dituding sebagai intel polisi yang disusupkan ke JAD dan menambah bibit terorisme oleh FPI. Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto membantah kabar tersebut. Menurutnya Sofyan sudah mulai menjauh dari Polri sejak tahun 2002. Ia bahkan pernah menjadi jaringan Osama bin Laden, Al Qaeda.
Hal ini dikatakan oleh Setyo di Mabes Polri hari Senin (21/5/2018). Ia menegaskan, Sofyan masuk menjadi polisi setelah lulus dari Sekolah Polisi Negara di Lido. Ia kemudian ditempatkan menjadi anggota Polres Depok sub Sabhara dan Pembinaan Masyarakat.
Sofyan lantas dikirim ke Bireuen di Aceh dalam rangka operasi perintis Sabhara tahun 2002. Operasi ini berada di bawah pengawasan Polri. Pada saat di Aceh, ia terpapar oleh pemikiran-pemikiran Aman Abdurrahman. Di sana, ia sempat bergabung dengan jaringan Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden.
"Saudara Sofyan termasuk dalam jaringan Al Qaeda Asia Tenggara dengan nama Abu Ayas yang berperan sebagai pemasok senjata teroris di Aceh," tegas Setyo.
Sofyan lantas memperkuat pemahamannya dengan membaca buku-buku Aman sepanjang tahun 2006-2007. Sepanjang tahun 2008-2009, Sofyan sudah tidak pernah bertugas. Akhirnya pada tahun 2009 ia diberhentikan dengan tidak hormat karena diduga ikut dalam aktivitas terorisme, berupa pelatihan senjata api.
Sofyan juga pernah bertemu anggota Jamaah Islamiyah, Dulmatin dan Abdullah Sonata.
"Sofyan lolos dari Aceh dan kemudian ke Jakarta. Satu minggu di Jakarta lalu ditangkap Densus 88 di rumahnya di Narogong, Bekasi pada 6 Maret 2010," katanya lagi.
Sofyan akhirnya divonis hukuman 10 tahun penjara. Setelah menjalani hukuman 5 tahun penjara, ia mendapat remisi dan keluar pada 2015.
Nama Sofyan menjadi tambah ramai dibicarakan karena pimpinan besar FPI, Rizieq Shihab mengatakan bahwa Sofyan merupakan intel kepolisian dalam JAD. Hal ini mencuat beberapa hari terakhir, pasca kembali beredarnya video kesaksian Rizieq Shihab di sidang Abu Bakar Baasyir.
Dalam kesaksian yang terekam itu, Rizieq menyebut bahwa Sofyan adalah pencipta terorisme. Ia disebut sebagai anggota Brimob dan bertugas merekrut anak muda termasuk dari FPI untuk bergabung dengan gerakan terorisme.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Yantina Debora