tirto.id - Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan ada fenomena baru dalam kegiatan terorisme di Indonesia yaitu melibatkan perempuan.
“Pascakejadian bom Surabaya dan Sibolga, ada satu fenomena baru yaitu mulai melibatkan perempuan untuk menjadi lone wolf (pelaku tunggal),” ujar dia di Mabes Polri, Kamis (14/3/2019).
Berbeda dengan beberapa negara lain, lanjut dia, yang sudah terpapar paham radikalisme ISIS, perempuan sudah sejak lama menjadi lone wolf di Afghanistan, Irak, Suriah dan beberapa wilayah lainnya di Timur Tengah.
“Di Indonesia fenomena ini sudah mulai terbaca oleh Densus 88. Seperti kejadian di Sibolga, perempuan ini memiliki militansi yang lebih kuat pemahamannya dibanding laki-laki,” ucap Dedi.
Dedi mencontohkan ketika terdurga teroris di Silbolga Abu Hamzah berulang kali membujuk istrinya untuk menyerahkan diri, namun gagal. Bahkan Abu Hamzah yang menyampaikan kepada penyidik bahwa dirinya tidak yakin untuk bisa meyakinkan istrinya lantaran pemahaman radikalisme sang istri yang lebih kuat.Usai penangkapan Abu Hamzah, Selasa (12/3/2019), polisi mengetahui fakta bahwa sang istri memiliki empat bom aktif di rumahnya. Ia nekat meledakkan diri bersama anaknya yang berusia dua tahun sekitar pukul 01.20-01.40 WIB. Dua ledakan tersebut menewaskan mereka.Pada hari ini, unit Disaster Victim Investigation (DVI) dan Indonesia Automatic Finger Print Identification System (INAFIS) Polri mengidentifikasi dan mengevakuasi potongan tubuh istri Abu Hamzah. Dari catatan Tirto, aksi teror yang dilakukan istri Abu Hamzah sekaligus menambah daftar panjang perempuan yang terlibat aksi terorisme. Setidaknya ada 7 perempuan yang pernah terlibat kasus terorisme di Indonesia, termasuk pelaku bom bunuh diri di Surabaya dan Sibolga.Penulis: Adi Briantika
Editor: Agung DH