tirto.id - Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto mengatakan pihaknya mencurigai ambulans yang berada di kawasan Cikini, lantas dilakukan pengejaran. Peristiwa itu masih dalam rangkaian demonstrasi tolak Undang-Undang Cipta Kerja.
Tiga orang dalam peristiwa ini kini diperiksa di Polda Metro Jaya. "[Sopir ambulans] diberhentikan petugas malah tancap gas, bahkan mau menabrak anggota sehingga menimbulkan kecurigaan petugas. Saat ini diperiksa di Polda," ujar Heru, ketika dikonfirmasi, Rabu (14/10/2020.
Akun Instagram @majeliskopi08 mengunggah video tersebut. Terlihat sebuah ambulans berjalan mundur, tanpa menutup kedua pintu bagian kiri, kemudian melarikan diri dari kejaran polisi. Aparat juga menembakkan gas air mata.
Tahun lalu, demonstrasi pelajar SMP dan STM di Jakarta berujung ricuh pada Rabu (25/9/2019) malam. Muncul informasi simpang siur, di antaranya: polisi menuding ambulans Pemprov DKI Jakarta membawa batu untuk para demonstran.
Polda Metro Jaya dalam akun Twitter resmi @TMCPoldaMetro mengunggah informasi pada pukul 02.15: "Polri amankan 5 kendaraan ambulans milik Pemprov DKI Jakarta yang digunakan untuk membawa batu dan bensin yang diduga untuk molotov di dekat Gardu Tol Pejompongan Jl. Gatot Subroto."
Unggahan video itu memperlihatkan ambulans putih berlogo Pemprov DKI Jakarta berpelat merah. Lalu, ada ambulans lain berlambang Palang Merah Indonesia. Seseorang meneriakkan tuduhan: "Ini ambulans pembawa batu, penyuplai batu untuk para demonstran!" Namun, cuitan itu dihapus pada pukul 10.50.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Maya Saputri