tirto.id - Direktur Keuangan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sarwono Soedarto menyampaikan, perseroannya berencana menerbitkan obligasi global (global bond) senilai 1,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp21 triliun.
Penerbitan tersebut, kata Sarwono, bakal dilakukan di semester I tahun ini untuk keperluan investasi dan pengembangan proyek pembangkit listrik, termasuk program pembangkit listrik 35 gigawatt dan transmisi listrik.
"Bond itu salah satu opsi ya, opsi pembiayaan kita banyak sekali. Pertama tentunya sesuai dengan kebutuhan kita," ujarnya di Hotel Darmawangsa, Jakarta Selatan, Senin (4/3/2019).
Sayangnya, ia tak mau membeberkan kapan penawaran global bond tersebut bakal dilakukan.
"Kalau dikatakan kapan, insya Allah tahun ini iya. Tetapi kapan, ya kan kita lihat situasi pasar dan kebutuhan kami," imbuhnya.
Meski demikian, terang Sarwono, rencana penerbitan obligasi global itu masih bisa berubah, tergantung dengan kemampuan keuangan PLN untuk mendanai proyek-proyeknya.
Untuk saat ini, PLN sendiri masih mengandalkan kas perusahaan untuk mendanai sejumlah proyek.
"Bisa juga kaya tahun lalu kita ancang ancang pertengahan tahun ternyata jadinya September Oktober ya. Ini contoh aja," imbuhnya.
Perusahaan plat merah itu juga masih terus melakukan efisiensi seiring dengan diberlakukannya kebijakan penurunan tarif listrik khusus untuk pelanggan Rumah Tangga Mampu golongan R-I 900 VA.
Efisiensi yang dilakukan PLN seperti penurunan susut jaringan, perbaikan Specified Fuel Consumption (SFC) dan peningkatan Capacity Factor (CF) pembangkit.
"Konsumsi energi bagaimana 1 kw output kita berapa energi yang kita pakai. Semakin sedikit yang kita pakai, semakin efisien. Termasuk fuel mix kita, semakin sedikit kan semakin efisien," imbuhnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno