Menuju konten utama

PKB soal KIM Plus Hadir untuk Halangi Anies: Terlalu Dini!

Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid menilai tudingan kehadiran KIM Plus untuk menjegal langkah Anies Baswedan maju Pilkada Jakarta berlebihan.

PKB soal KIM Plus Hadir untuk Halangi Anies: Terlalu Dini!
Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Muara Baru, Jakarta Utara, Minggu (19/5/2024). (Tirto.id/Muhammad Naufal)

tirto.id - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid, menepis anggapan kehadiran Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus untuk menjegal mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, maju di Pilgub Jakarta 2024. Menurut Jazilul, kesimpulan tersebut masih terlalu dini bila wacana pembentukan KIM Plus adalah upaya mencegah Anies Baswedan berkontestasi.

"Jadi, masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan [KIM Plus untuk jegal Anies]," kata Jazilul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/8/2024).

Pria yang juga merupakan Wakil Ketua MPR ini berkata saat ini KIM Plus belum terbentuk dan baru sebatas wacana. Oleh karena itu, wacana kehadiran KIM Plus untuk menjegal Anies tidak relevan.

"Ini kan, belum ada, KIM Plus juga belum ada, kan, baru wacana, apalagi menjegal. Koalisi KIM Plus saja belum ada dan belum duduk bersama, apalagi tuduhan menjegal atau apa," ucap Jazilul.

Dalam keterangan terpisah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN, Edy Soeparno, masih belum memahami konsep kehadiran KIM Plus adalah upaya mencegah Anies maju Pilkada Jakarta. Ia mengingatkan bahwa kemajuan berpolitik harus diikuti semangat demokrasi.

"Saya masih coba memahami bagaimana cara menjegalnya begitu, ya. Tapi yang namanya kita berpolitik, kan, kita berpolitik ingin guyub ya, ingin guyub, ingin maju, demokrasi juga harus tetap hidup," kata Edy di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa.

Menurut dia, Pilkada Jakarta dan Jawa Barat masih berpeluang akan dua pasangan calon.

"Jadi peluang bagi terciptanya dua pasangan calon untuk berlaga baik di Jakarta maupun di Jawa Barat, ya saya kira itu tetap terbuka, terbuka luas," tutur Edy.

Wacana KIM Plus pertama kali disampaikan oleh Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Ia berkata partai yang berbeda dukungan di Pilpres 2024 berpeluang bergabung dengan KIM sehingga berubah menjadi KIM Plus di Pilkada sejumlah daerah, terutama Jakarta, Jawa Barat, dan Jateng. Khusus di Jakarta, Dasco memprediksi paslon hanya ada 2 poros.

Saat ini, poros yang terbentuk di Pilkada DKI Jakarta baru poros pengusung eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Setidaknya 3 partai sudah menyatakan dukungan kepada Anies, yakni Partai Nasdem, PKS dan PKB. Ketiga partai ini merupakan partai pendukung Anies saat Pilpres 2024 lalu dengan nama Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

Akan tetapi, koalisi Anies di Pilkada Jakarta mengalami tantangan dalam penentuan nama wakil. Partai Nasdem mempersilahkan Anies memilih wakil selama bukan kader Partai Nasdem. Sementara itu, PKB masih belum sepakat dengan sikap PKS yang meminta Anies disandingkan dengan mantan Presiden PKS, Sohibul Iman.

Di sisi lain, PKB mulai mempertimbangkan untuk bergabung koalisi lain lantaran diajak PDIP maupun partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, Partai Demokrat dan PSI). PDIP masih mencari mitra koalisi untuk maju di Pilkada Jakarta karena kekurangan kursi. Sementara itu, Koalisi Indonesia Maju dikabarkan sepakat untuk mengusung mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, di Pilkada Jakarta.

Baca juga artikel terkait PILKADA JAKARTA 2024 atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Andrian Pratama Taher