Menuju konten utama

Pilgub Jatim 2018: Tekad Khofifah Kembali Bertempur di Jawa Timur

Khofifah Indar Parawansa selalu kalah di dua edisi Pilgub Jawa Timur tahun 2008 dan 2013. Ia kembali maju sebagai cagub di Pilgub tahun ini dengan tekad yang sama kuat.

Pilgub Jatim 2018: Tekad Khofifah Kembali Bertempur di Jawa Timur
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut satu Khofifah Indar Parawansa (kiri) dan Emil Dardak (kanan) bersama musisi dangdut yang juga Ketua Umum Partai Idaman Rhoma Irama (tengah) mengacungkan jari telunjuk saat ikrar Fans Of Rhoma and Soneta (Forsa) dukung Khofifah-Emil, di Surabaya, Jawa Timur, Senin (12/3/18). ANTARA FOTO/Zabur Karuru/ama/18

tirto.id - Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 hanya akan dimeriahkan dua pasangan: Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno dan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak. Bagi Khofifah, ini adalah kali ketiga ia maju bertarung di Pemilihan Gubernur Jawa Timur.

Nama Khofifah sudah tidak asing lagi dalam kancah politik nasional. Ia malang-melintang di panggung politik selama bertahun-tahun, dimulai sejak bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai anggota DPR hasil Pemilu 1997.

Ia mulai dikenal publik ketika berani menyampaikan kritik terhadap pemerintahan Orde Baru di parlemen. Saat itu, Khofifah, yang baru berumur awal 30-an dan tergabung dengan Fraksi Persatuan Pembangunan (FPP), mengecam pelbagai kecurangan dalam Pemilu 1997. Setelah Orde Baru runtuh, Khofifah berlabuh ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Di partai yang mengklaim sebagai wadah politik umat nahdliyin itu, Khofifah menjadi anggota DPR hasil Pemilu 1999. Pada era pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid, ia diangkat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Di lingkup organisasi Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah menduduki jabatan sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU sampai empat periode.

Sementara itu, Emil Dardak tergolong "anak baru" dalam politik. Ia mengawali karier politiknya setelah menang telak dalam Pilkada Kabupaten Trenggalek 2015. Gelar pendidikan S2 dan S3 Emil diperoleh dari Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang. Pada 2001 hingga 2003, Emil pernah menjabat sebagai World Bank Officer di Jakarta dan Media Analysis Consultant di Ogilvy.

Usia Emil yang baru 34 diharapkan mampu menjaring para pemilih milenial di Jawa Timur. Terlebih, sosok muda Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Partai Demokrat turut berada di kubu tim pemenangan Khofifah-Emil.

"Saya tentu berharap Mas Emil bisa memaksimalkan sapaan-sapaan, terutama nanti bersama Mas AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) dalam meningkatkan konsolidasi di antara pemilih milenial ini," kata Khofifah usai pembacaan ikrar dukungan oleh ribuan anggota Muslimat NU Tulungagung di Ponpes Hidayatul Mutabiin, Ngunut, Selasa (6/2/2018).

Khofifah menyebut jumlah pemilih milenial dengan rentang usia 27-37 tahun di Pilkada Jatim 2018 sekitar 43 persen dari total potensi pemilih yang diperkirakan mencapai 32.408.738. Jumlah tersebut dinilai signifikan dan menjadi fokus tim pemenangan KIP-Emil (Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak) untuk mendulang suara pemilih rasional.

Khofifah rela melepaskan jabatannya sebagai Menteri Sosial di Kabinet Kerja Jokowi untuk fokus bertarung melawan Saifullah. Sementara Emil hanya mengajukan izin cuti selama masa kampanye.

Tiga Kali Maju Pilgub Jatim

Dalam dua edisi Pilgub sebelumnya, tahun 2008 dan 2013, Khofifah selalu kalah dengan pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf yang memimpin Jawa Timur selama 10 tahun terakhir. Pada Pilgub 2008, Khofifah berpasangan dengan Mudjiono, sementara di Pilgub 2013 ia berpasangan dengan Herman Surjadi Sumawiredja. Semuanya tumbang di putaran kedua melawan Soekarwo-Saifullah Yusuf.

Lawan Khofifah dalam Pilgub Jatim 2018 sebenarnya masih bernuansa dua edisi Pilgub sebelumnya. Saifullah Yusuf, yang sudah 10 tahun duduk di kursi wakil, kali ini mencoba bertarung untuk mengisi kursi Gubernur Jawa Timur yang ditinggal Soekarwo.

Ada kesamaan latar belakang organisasi keagamaan antara Saifullah dan Khofifah. Mereka sama-sama kader Nahdlatul Ulama, organisasi masyarakat Islam yang lahir dan besar di Jawa Timur. Dalam hal rekam jejak birokrasi, keduanya sama-sama sempat mencicipi jabatan menteri.

Dengan diusung oleh lima partai pendukung—Demokrat, Nasdem, PAN, Hanura, Golkar, dan PPP—Khofifah mantap mengajukan diri dalam Pilgub Jatim 2018 yang akan diselenggarakan Juni nanti. Dari deretan partai pengusung, tidak ada PKB yang mulanya mendukung pencalonan Khofifah di dua edisi pilgub sebelumnya. PKB kali ini mendukung pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno.

"Saya rasa ini tantangan sih sebenarnya. Saya orang Jawa Timur, arek Suroboyo," tegas Khofifah usai mengikuti Istighosah Kubro di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya, Jalan Siwalankerto, Minggu (5/11), seperti dikutip Merdeka.

Hasil survei Indo Barometer menyimpulkan Pilkada Jatim 2018 akan berlangsung sengit. Elektabilitas pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno dan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak cuma terpaut tipis.

Berdasarkan hasil survei yang dirilis Indo Barometer pada 4 April 2018, elektabilitas Gus Ipul-Puti unggul di angka 45,2 persen. Sementara Khofifah-Emil Dardak kalah tipis dengan tingkat keterpilihan 39,5 persen.

Interval tingkat elektabilitas di antara kedua pasangan itu hanya 5,7 persen. Di sisi lain, Indo Barometer mencatat terdapat 15,3 persen pemilih yang belum menentukan pilihan.

Infografik Profil Paslon Pilgub Jatim 2018

Visi Misi untuk Jawa Timur

Visi yang diusung pasangan Khofifah-Emil untuk Jawa Timur adalah terwujudnya masyarakat Jawa Timur yang sejahtera, seimbang, unggul, dan berakhlak dengan tata kelola pemerintahan yang partisipatoris, inklusif, dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan.

Ada lima misi yang ditawarkan Khofifah-Emil untuk publik Jawa Timur. Pertama, mereka menawarkan pembangunan insan secara utuh dengan mendayagunakan seluruh potensi melalui pembangunan sektor kebudayaan, pendidikan, dan kesehatan dengan dilandasi nilai kesantrian, keagamaan, dan kebudayaan.

Kedua, mereka hendak membangun ekonomi berbasis gotong royong guna tercapai keadilan dan kesejahteraan yang menjangkau semua lapisan. Termasuk keberpihakan terhadap sektor ekonomi kecil dan menengah.

Ketiga, tentang misi pembangunan tata kelola pemerintahan yang bersih, terbuka, dan partisipatoris guna terwujud kebijakan yang inklusif, di atas landasan kepemimpinan yang meritokratik, inovatif, tegas, dan mengayomi.

Keempat, mereka hendak memperkuat demokrasi kewargaan untuk menghadirkan ruang-ruang sosial yang menghargai prinsip kebhinekaan.

Terakhir, Khofifah-Emil menyinggung dalam misinya soal pembangunan yang berwawasan lingkungan guna menjamin keselarasan ruang ekologi, ruang sosial, ruang ekonomi, dan ruang budaya.

Khofifah rela melepaskan jabatannya sebagai Menteri Sosial di Kabinet Kerja era Jokowi untuk focus bertarung melawan Saifullah. Sementara Emil, masih memegang status sebagai Bupati Trenggalek, Jawa Timur dan hanya mengajukan izin cuti selama kampanye Pilgub Jatim 2018.

Baca juga artikel terkait DEBAT PILGUB JATIM 2018 atau tulisan lainnya dari Tony Firman

tirto.id - Politik
Reporter: Tony Firman
Penulis: Tony Firman
Editor: Ivan Aulia Ahsan