Menuju konten utama

Peta Politik Pilkada Semarang Usai Kantor Mbak Ita Digeledah KPK

Kasus dugaan korupsi yang menyeret nama Mbak Itu membuat kansnya maju Pilkada 2024 mengecil.

Peta Politik Pilkada Semarang Usai Kantor Mbak Ita Digeledah KPK
Penyidik KPK kembali melakukan penggeledahan di kompleks Balai Kota Semarang pada Kamis (18/7/2024). Kali ini penyidik menyasar dinas atau badan di Pemkot Semarang. (FOTO/Baihaqi Annizar)

tirto.id - Penggeledahan KPK untuk mengusut dugaan korupsi di Pemerintah Kota Semarang turut memengaruhi kans Hevearita Gunaryanti Rahayu (Mbak Ita) selaku petahana untuk berlaga di Pilkada Semarang 2024.

Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Bambang "Pacul" Wuryanto, mengakui pengaruh tersebut. Pasalnya, Hevearita merupakan wali kota yang digadang-gadang bakal maju kembali.

"Pengaruh itu tentu ada," ujarnya usai rapat koordinasi pilkada di Panti Marhaen, Semarang, Selasa (23/7/2024) malam.

Namun, menurut Bambang, mencuatnya kasus tersebut bakal membuat PDIP lebih berhati-hati dalam mengambil langkah politik. Sehingga, partainya kelak bisa memenangkan kontestasi Pilkada Kota Semarang.

"Seiring dengan berjalannya waktu, mudah-mudahan akan membuat kita bisa lebih berhati-hati, kemudian lebih kuat," imbuhnya.

Pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip), Wahid Abdulrahman, juga berpendapat bahwa penggeledahan kantor Pemkot Semarang oleh KPK berpegaruh signifikan terhadap peta kandidat yang akan berlaga di Pilkada Kota Semarang.

"Saya melihat kejadian [penggeledahan KPK] mengubah betul peta politik di Pilwalkot," ucap Wahid saat dihubungi lewat sambungan telepon, Rabu (24/7/2024).

Sebagai petahana, Mbak Ita mestinya memiliki kans lebih besar untuk memenangi pilkada. Namun, kasus dugaan korupsi yang menyeret namanya membuat kans tersebut akan mengecil.

"Menurut saya, PDIP akan relatif mencermati ini sehingga besar kemungkinan Mbak Ita tidak melanjutkan proses pencalonannya melalui PDIP. Ini artinya tidak ada petahana," imbuh Wahid.

Petahana Redup, Kandidat Lain Bersinar?

Menurut Wahid, ketiadaan petahana di Pilkada Kota Semarang mendatang membuat kandidat lain mempunyai potensi kemenangan yang seimbang. Bukan tidak mungkin, kandidat lain bakal lebih bersinar atau populer.

"Ada Mas Dico, kemudian Mas Yoyok itu punya peluang menang yang relatif sama pascapenggeledahan petahana oleh KPK," ujarnya.

Dico Ganinduto, Bupati Kendal, adalah kader Partai Golkar. Dico sempat ingin maju sebagai calon Gubernur Jawa Tengah, tapi oleh partainya ditugaskan untuk berlaga di Pilkada Kota Semarang.

Di Semarang, Dico merupakan sosok baru. Namun, dia telah mendapat dukungan dari PSI, bahkan "di-endorse" oleh wakil presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka. Saat blusukan di Semarang, Gibran terang-terangan memperkenalkan Dico sebagai bakal calon wali kota.

Sementara itu, Yoyok Sukawi yang bernama asli A.S. Sukawijaya merupakan kader Partai Demokrat. Dia adalah mantan anggota DPR RI sekaligus pemilik klub sepak bola PSIS Semarang.

Yoyok Sukawi sudah lama mempromosikan diri maju di Pilkada Kota Semarang. Dia mempunyai trah pemimpin karena ayahnya, Sukawi Sutarip, merupakan Wali Kota ke-12 Semarang.

Wahid juga berpendapat bahwa PDIP sebagai partai pemenang Pemilu 2024 masih cukup kuat untuk bertarung di Pilkada Kota Semarang, meskipun peluang mengusung petahana memudar.

"Tinggal nanti siapa yang akan direkomendasikan PDIP. Kalau melihat proses yang berjalan di penjaringan DPC, ada Mas Arnaz atau mungkin ada figur lain yang di-endorse DPP [PDIP]," tuturnya.

Arnaz Agung Andrarasmara merupakan kader PDIP yang masih menunggu rekomendasi partainya. Dia merupakan putra daerah dan mempunyai jejaring di berbagai organisasi. Arnaz adalah kemenakan mantan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.

Baca juga artikel terkait PILKADA 2024 atau tulisan lainnya dari Baihaqi Annizar

tirto.id - Politik
Kontributor: Baihaqi Annizar
Penulis: Baihaqi Annizar
Editor: Fadrik Aziz Firdausi