tirto.id - Beberapa perusahaan dunia melakukan aksi boikot terhadap Facebook, serta tidak lagi memasang iklan di platform raksasa media sosial tersebut.
Sejumlah perusahaan yang memboikot korporasi pimpinan Mark Zuckerberg itu, sebagai aksi protes karena banyaknya postingan berbentuk ujaran kebencian yang tidak bisa diatasi oleh Facebook.
Salah satunya operator seluler Verizon Comunications Inc., yang baru saja memboikot Facebook dengan alasan tersebut dan akan berlaku mulai Juli.
“Kami menghentikan iklan kami sampai Facebook membuat solusi yang bisa diterima dan membuat kita nyaman,” kata Verizon, dikutip dari Reuters, Senin (29/06/2020).
Selain itu, sejelumlah kelompok hak asasi manusia di AS juga mengadakan kampanye “Stop Hate for Profit”, yang mengajak berbagai perusahaan untuk memprotes Facebook sebagai jejaring sosial terbesar di dunia, karena tidak cukup menangani ujaran kebencian, kekerasan, dan misinformasi.
Merek perlengkapan mendaki gunung Pentagonia, baru-baru ini juga menarik iklan mereka di Facebook. Pentagonia menyatakan, bahwa mereka menarik iklan di Facebook dan Instagram paling lambat Juli.
Menanggapi hal demikian, Facebook sendiri mengatakan mereka sedang berdiskusi dengan kelompok pembela HAM.
“Kami menghormati keputusan para merek dan tetap focus pada pekerjaan penting menghapus ujaran kebencian dan memberikan informasi penting tentang pemungutan suara (di Pilpres AS nanti),” kata wakil direktur bisnis global di Facebook, Carolym Everson.
Daftar Perusahaan yang Boikot Facebook
Dikutip dari laman The New York Times, selain Verizon dan Pentagonia, ada banyak perusahaan lain yang melakukan boikot iklan di Facebook. Perusahaan tersebut antara lain adalah Unilever, Production House Magnolia Picture, The North Face, dan Coca Cola.
Selain itu, perusahaan lain yang melakukan boikot adalah Arc’teryx, Ben & Jerry’s, Dashlane, Eddie Bauer, Eileen Fisher, REI, Patagonia, Upwork, dan Verizon.
Unilever, dalam penjelasan yang ditulis di situs resmi mereka, menyatakan bahwa mereka tidak akan beriklan di Facebook. Aksi ini dilakukan setidaknya hingga akhir tahun 2020.
Unilever menyatakan bahwa melanjutkan beriklan di Facebook dinilai tidak memberikan efek yang baik untuk masyarakat.
Dengan adanya lansekap kultur yang terus berkembang, perusahaan harus terus belajar, merespon, dan melakukan tindakan tegas. Hal ini dilakukan agar tercipta ekosistem digital yang nyaman dan aman, tutur Unilever.
Hal yang sama juga dilakukan perusahaan The North Face dalam postingannya di Twitter. Mereka juga akan melakukan boikot iklan terhadap media sosial lain yang dimiliki Facebook yaitu Twitter.
Dalam postingannya, The North Face mengatakan bahwa semua kegiatan dan iklan berbayar akan dihentikan The North Face sampai munculnya kebijakan Facebook yang baru.
The North Face menyatakan bahwa iklan akan terus dihentikan sampai konten rasis, kebencian, kekerasan, dan informasi palsu bisa ditanggulangi oleh perusahaan tersebut.
Selain perusahaan penyedia perlengkapan mendaki gunung itu, Coca Cola juga akan melakukan penangguhan iklan di berbagai media sosial seperti Facebook dan Instagram setidaknya selama 30 hari. Padahal Coca Cola adalah salah satu perusahaan yang memiliki kekuatan dalam hal branding global.
Terbaru, dilaporkan Reuters Minggu (28/6/2020) kemarin, Pepsi juga telah bergabung bersama sejumlah perusahaan lain dalam memboikot iklan mereka di Facebook.
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Yantina Debora