tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2018 tercatat sebesar 5,27 persen (year-on-year). Adapun capaian tersebut merupakan pertumbuhan ekonomi yang tertinggi sejak 2015.
“Ini sangat bagus sekali. Lebih tinggi dibandingkan (pertumbuhan ekonomi) triwulan I 2018 yang sebesar 5,06 persen, dan (pertumbuhan ekonomi) triwulan II 2017 yang sebesar 5,01 persen,” kata Kepala BPS Suhariyanto saat jumpa pers di kantornya, Jakarta pada Senin (6/8/2018).
Kendati demikian, Suhariyanto menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi masih harus ditingkatkan, mengingat target pemerintah dalam APBN 2018 adalah sebesar 5,4 persen.
Di sisi lain, perekonomian Indonesia pada triwulan II 2018 meningkat sebesar 4,21 persen terhadap triwulan I 2018 (quarter-to-quarter). Sedangkan perekonomian Indonesia pada semester I 2018 terhadap semester I 2017 (c-to-c) tercatat tumbuh 5,17 persen.
Suhariyanto tidak menampik apabila pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2018 dipengaruhi oleh momen Lebaran. BPS mencatat pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh meningkat, terutama pada kelompok restoran dan hotel, kelompok makanan dan minuman (selain restoran), serta transportasi dan komunikasi.
Selain itu, pengeluaran konsumsi pemerintah juga tumbuh meningkat. Sejumlah faktor yang memengaruhi ialah realisasi belanja pegawai untuk pembayaran THR, belanja barang, dan belanja bantuan sosial.
Di sisi lain, tiga sektor produksi yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2018 ialah pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan.
Suhariyanto mengatakan industri pengolahan nonmigas meningkat, khususnya industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, serta barang dari kulit dan karet.
Pada bidang pertanian, produksi sayuran, buah-buahan, peternakan, dan produk unggas mengalami peningkatan. Sementara pada bidang perdagangan, penjualan eceran dan reparasi mobil maupun sepeda motor tercatat tumbuh meningkat.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yulaika Ramadhani