Menuju konten utama

INDEF: Konsumsi Rumah Tangga Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II

“Konsumsi rumah tangga memang terbantu besarnya kenaikan THR dan libur panjang."

Pertumbuhan ekonomi Indonesia (ilustrasi). ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra

tirto.id - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada April-Juni 2018 adalah sebesar 5,15 persen. Menurut Bhima, faktor konsumsi rumah tangga yang berlangsung secara musiman berperan besar dalam mendorong pertumbuhan.

“Konsumsi rumah tangga memang terbantu besarnya kenaikan THR dan libur panjang. Serapan belanja pemerintah, khususnya belanja pegawai, juga menstimulus ekonomi nasional,” kata Bhima kepada Tirto pada Senin (6/8/2018) pagi.

Lebih lanjut, Bhima menyebutkan bahwa defisit neraca perdagangan pada kuartal II 2018 berpotensi menekan nilai ekspor. Sejumlah faktor yang dinilai dapat memengaruhi ialah terkait dengan mata uang dolar AS yang menguat serta gejolak pada perekonomian global yang berlangsung di sepanjang April dan Mei 2018.

Libur Lebaran yang relatif panjang pun disebut Bhima turut berpengaruh pada keberlangsungan ekspor. Bhima sendiri tak menampik apabila libur Lebaran tersebut juga dapat menurunkan produksi di sektor industri pengolahan.

“Efeknya nilai ekspor lebih rendah dari kuartal I (2018). Logistik ikut terpengaruh karena prioritas fungsi tol dan pelabuhan untuk mudik,” ucap Bhima.

Sementara itu dari sisi investasi, Bhima mengatakan Pilkada serentak yang diselenggarakan jelang akhir kuartal II lalu cenderung membuat investor untuk wait and see. Kendati demikian, Bhima tidak melihat dampak yang sangat signifikan dari pelaksanaan Pilkada. Ia memperkirakan kontribusi dari Pilkada hanya 0,01-0,02 persen terhadap PDB (Produk Domestik Bruto), dan itu pun sudah termasuk dalam proyeksi angka pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,15 persen.

“Yang paling terasa bisnis periklanan, cetak sablon, dan konveksi pakaian jadi harusnya meningkat. Tapi sekarang iklannya di media sosial, jadi tidak mendongkrak penjualan di sektor-sektor itu secara signifikan,” jelas Bhima.

Meski begitu, Bhima menilai efek Pilkada dalam jangka panjang akan membuat pelaku usaha dan investor menahan diri untuk ekspansi. Anggapan terkait realisasi investasi langsung yang secara musiman baru tinggi di kuartal III dan IV 2018 pun harus menemui kendala karena kurs rupiah yang belum sepenuhnya stabil.

Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2018 pada hari ini (6/8/2018). Adapun Bank Indonesia (BI) telah memperkirakan pertumbuhannya bakal sebesar 5,15 persen (year-on-year), sedangkan pemerintah masih optimistis pertumbuhan bisa berada di kisaran angka 5,2 persen.

Baca juga artikel terkait PERTUMBUHAN EKONOMI atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yulaika Ramadhani