tirto.id - PT Pertamina mencatat impor minyak mentah atau crude pada 2021 akan mencapai 118,4 juta barel. Angka ini naik 50,4 persen dari impor tahun 2020 yang mencapai 78,7 juta barel minyak.
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan kenaikan impor ini menyesuaikan dengan tren harga minyak yang masih akan cukup rendah beberapa bulan ke depan. Harga minyak tahun 2021 misalnya berada di kisaran 47,3 dolar AS per barel masih lebih rendah dari tahun 2019 yang mencapai 48,9 dolar AS per barel minyak.
“Jadi kalau dilihat impor kelihatan meningkat dari 2020 ke 2021 tapi dengan volume yang sama kami melakukan ekspor,” ucap Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI, Selasa (9/2/2021).
Nicke mengatakan peningkatan impor ini nantinya masih akan diimbangi Pertamina dengan ekspor crude domestik. Menurut datanya, Pertamina memiliki rencana melakukan ekspor 2,3 juta barel minyak. Ekspor akan dilakukan pada crude yang dinilai memiliki kualitas baik.
Rencana ekspor ini kata Nicke diyakini dapat meringankan beban defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD). Pasalnya ekspor crude Pertamina diperkirakan berada di harga 59,8 per barel minyak alias lebih tinggi dari harga impor yang didapatkan 57,8 dolar AS per barel minyak.
“Dengan volume yang sama ekspor domestik dan impor ini ada selisih harga yang bisa membantu untuk memperbaiki current account defisit. Kami lakukan sejak tengah tahun lalu,” ucap Nicke.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Bayu Septianto