Menuju konten utama

Perkuat Arsitektur Kesehatan ASEAN, Indonesia Dorong One Health

Deklarasi One Health diadopsi pada Pertemuan KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, NTT. Hal ini merupakan salah satu inisiatif Indonesia pada sektor kesehatan.

Perkuat Arsitektur Kesehatan ASEAN, Indonesia Dorong One Health
Presiden Joko Widodo (tengah) berfoto bersama sejumlah kepala negara ASEAN (dari kiri) Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr, PM Singapura Lee Hsien Loong, Deputi Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Thailang Don Pramudwinai, PM Vietnam Pham Minh Chinh, PM Laos Sonexay Siphandone, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Sen, PM Malaysia Anwar Ibrahim, dan PM Timor Leste Taur Matan Ruak pada retreat session KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, NTT, Kamis (11/5/2023). POOL/ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/hp.

tirto.id - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sepakat mendeklarasikan gagasan kerja sama kesehatan terpadu atau One Health Initiative.

Deklarasi One Health diadopsi pada Pertemuan KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini merupakan salah satu inisiatif Indonesia pada sektor kesehatan ASEAN.

Kepala Pusat Kebijakan Kesehatan Global dan Teknologi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Bonanza Perwira Taihitu mengatakan deklarasi ini menekankan perlunya berbagi pengalaman, pembelajaran, dan kemajuan serta keterlibatan masyarakat antarnegara ASEAN terhadap pelaksanaan One Health.

Keberlanjutan pendekatan One Health membutuhkan sumber daya yang memadai serta dukungan dari pemerintah, entitas nonpemerintah serta mitra pembangunan internasional.

“Penyusunan deklarasi telah melewati tahapan pembahasan intensif dan kolaborasi sektor manusia, kesehatan hewan, pertanian, kehutanan, lingkungan, dan pangan di negara anggota ASEAN,” ujar Bonanza dalam keterangan tertulis, Jumat (12/5/2023).

Melalui deklarasi ini, Indonesia mengajak semua negara anggota ASEAN untuk melakukan identifikasi patogen zoonosis yang mengancam kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan penyebab wabah serta memiliki potensi pandemi.

“Sebagai acuan untuk riset dan pengembangan, serta investasi terhadap prevention, preparedness and response (PPR),” kata Bonanza.

Deklarasi ini juga menguatkan komitmen dengan membangun jejaring, mengembangkan dan kolaborasi multisektoral dalam koordinasi One Health Initiative.

“Serta bekerja sama dengan organisasi internasional untuk berkontribusi pada implementasi pendekatan One Health, baik di ASEAN maupun level nasional, termasuk upaya untuk memastikan ketersediaan pembiayaan,” tutur Bonanza.

Selain itu, deklarasi ini juga berisi mandat agar menteri kesehatan di kawasan ASEAN bekerja sama dalam kesehatan hewan, pertanian, kehutanan, lingkungan hidup, dan pangan.

Usulan One Health Initiative juga berangkat dari perhatian Indonesia akan dampak multidimensi yang parah akibat pandemi COVID-19 lalu.

“Serta kemungkinan dampak penyakit menular lain yang muncul dan muncul kembali yang disebabkan oleh zoonosis, resistensi antimikroba, serta perubahan iklim,” tambah Bonanza.

Baca juga artikel terkait KTT KE-42 ASEAN atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Gilang Ramadhan