tirto.id - Dalam dunia kuliner, tepung sagu dan tepung tapioka sudah tidak asing lagi sebagai bahan dasar dalam berbagai jenis masakan.
Keduanya sering digunakan dalam pembuatan kue, makanan tradisional, hingga sebagai bahan pengental dalam masakan.
Bahkan, dalam beberapa resep, tepung sagu dan tepung tapioka kerap dijadikan sebagai alternatif satu sama lain. Namun, masih banyak yang belum memahami perbedaan tepung sagu dan tapioka paling mendasar antara kedua jenis tepung ini.
Tak mengherankan jika tepung sagu dan tepung tapioka sering dianggap sama. Hal ini disebabkan oleh kemiripan tekstur dan fungsi keduanya dalam masakan, terutama sebagai bahan perekat dan pengental.
Selain itu, kedua tepung ini mudah ditemukan di pasaran dengan harga yang relatif terjangkau.
Namun, jika ditelusuri lebih lanjut, perbedaan tepung sagu dan tapioka yang paling utama terletak pada bahan bakunya.
Tepung sagu berasal dari pohon sagu, sedangkan tepung tapioka dihasilkan dari umbi singkong. Perbedaan bahan baku ini juga berpengaruh pada karakteristik masing-masing tepung dalam penggunaannya di dapur.
Perbedaan Tepung Sagu dan Tapioka
Tepung sagu dan tapioka apakah sama? Salah satu perbedaan tepung tapioka dan tepung sagu yang paling mudah dikenali adalah tingkat elastisitasnya.
Tepung tapioka cenderung lebih elastis dibandingkan tepung sagu, sehingga sering digunakan untuk membuat makanan yang kenyal seperti cilok, pempek, dan boba.
Selain itu, daya tahannya terhadap suhu tinggi juga berbeda. Tepung sagu lebih tahan terhadap panas dan lebih stabil dalam suhu tinggi, menjadikannya pilihan yang lebih baik untuk membuat makanan seperti pempek, cendol sagu, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tidak hanya itu, jika ingin menggunakan salah satu tepung sebagai pengganti dalam resep makanan, perlu diperhatikan cara pengolahan dan takaran yang digunakan. Penggunaan tepung yang tidak sesuai bisa mempengaruhi tekstur dan hasil akhir makanan.
Agar lebih jelas, berikut ini informasi detail mengenai perbedaan tepung sagu dan tapioka!
1. Perbedaan Bahan Baku
Beda tepung sagu dan tapioka yang paling mendasar terletak pada bahan baku pembuatannya. Tepung sagu berasal dari batang pohon sagu.
Biasanya, pohon sagu yang telah matang dan siap diekstraksi akan ditebang, lalu bagian batangnya dikeruk hingga menghasilkan serat halus. Serat ini kemudian dicuci dan diendapkan hingga kering, meninggalkan endapan pati yang menjadi bahan dasar tepung sagu.
Sementara itu, tepung tapioka berbahan dasar singkong, yaitu tanaman umbi-umbian yang tidak hanya diolah menjadi tepung tetapi juga sering dikonsumsi dengan cara digoreng, dikukus, atau dibuat menjadi berbagai olahan lainnya.
Singkong yang telah dipanen dikupas dan dicuci bersih, kemudian diparut agar patinya lebih mudah diekstraksi. Campuran pati singkong dengan air ini kemudian diendapkan, dan endapan yang tersisa inilah yang menjadi cikal bakal tepung tapioka.
2. Kandungan Pati dan Daya Serap Air

Perbedaan tepung sagu dan tapioka yang lainnya terletak pada kandungan pati serta daya serap airnya saat diolah menjadi bahan makanan.
Keduanya sama-sama mengandung pati dalam jumlah tinggi, tetapi pati dalam tepung sagu lebih tahan terhadap suhu tinggi.
Hal ini membuat tepung sagu lebih stabil saat mengalami pemanasan dalam waktu lama, sehingga lebih cocok digunakan untuk makanan yang memerlukan proses memasak berulang atau dengan durasi panjang, seperti bubur kental atau kuah yang harus dipanaskan kembali.
Di sisi lain, tepung tapioka memiliki daya serap air yang lebih tinggi dan cepat mengental saat terkena suhu panas.
Namun, tepung ini juga lebih mudah larut kembali dan dapat mencair jika dimasak terlalu lama. Oleh karena itu, tepung tapioka lebih cocok untuk makanan yang membutuhkan tekstur elastis dengan waktu memasak yang relatif singkat, seperti cilok, pempek, atau saus kental.
3. Warna dan Tekstur Tepung
Meskipun sama-sama berwarna putih, tepung sagu dan tepung tapioka memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Tepung sagu cenderung berwarna putih dengan sedikit keruh pada patinya, sedangkan pati dari tepung tapioka memiliki warna putih bersih dan lebih jernih.Selain warna, perbedaan tepung sagu dan tapioka juga terlihat dari teksturnya. Tepung sagu memiliki tekstur yang lebih kasar dan berbentuk butiran sebelum dilarutkan dalam air.
Sementara itu, tepung tapioka memiliki tekstur yang lebih halus dan lembut. Setelah dimasak, tepung sagu menghasilkan tekstur yang lebih padat dan kenyal, sedangkan tepung tapioka menghasilkan tekstur yang lebih ringan, elastis, dan halus seperti tepung terigu.
Selain itu, tepung tapioka lebih mudah larut dalam air dan terasa lebih licin dibandingkan tepung sagu, yang membutuhkan waktu lebih lama untuk larut secara sempurna.
4. Penggunaan dalam Makanan
Dalam dunia kuliner, tepung sagu dan tepung tapioka memiliki peran yang berbeda tergantung pada karakteristik makanan yang dibuat.Tepung sagu umumnya digunakan dalam makanan tradisional berbasis sagu yang membutuhkan daya tahan terhadap suhu tinggi dan memberikan tekstur lebih padat. Beberapa contoh makanan yang menggunakan tepung sagu adalah bubur sagu, pempek, kue sagu, dan papeda.
Di sisi lain, tepung tapioka lebih sering digunakan untuk makanan yang membutuhkan hasil akhir yang elastis, kenyal, dan memiliki daya rekat tinggi.
Contohnya adalah kerupuk, cilok, bakso, boba, dan aneka jajanan berbahan dasar tepung kanji. Selain itu, tepung tapioka juga sering digunakan sebagai bahan pengental dalam saus, sup, tumisan, atau makanan berkuah yang hanya membutuhkan waktu pemanasan singkat.
Menariknya, kedua tepung ini bisa digunakan dalam makanan yang sama, seperti pada pembuatan kue semprit atau beberapa jenis kue basah. Namun, dalam banyak resep, tepung tapioka lebih sering digunakan karena sifatnya yang lebih elastis dan mudah menyatu dengan bahan lainnya.
5. Tekstur Hasil Akhir Makanan
Tepung sagu cenderung menghasilkan tekstur yang lebih padat, tetapi tetap kenyal. Selain itu, makanan berbahan dasar tepung sagu tidak mudah hancur saat dimasak pada suhu tinggi dan memiliki daya tahan yang lebih lama.
Sementara itu, tepung tapioka menghasilkan makanan dengan tekstur yang lebih lengket dan elastis, serta memiliki tingkat kekenyalan yang tinggi.
Namun, makanan yang dibuat dengan tepung tapioka lebih mudah hancur dan kurang tahan lama dibandingkan makanan berbahan dasar tepung sagu.
Meskipun sering dianggap sama, perbedaan tepung sagu dan tapioka yang telah dijelaskan di atas dapat menjadi referensi penting dalam memilih tepung yang tepat untuk berbagai jenis masakan.
Memahami karakteristik masing-masing tepung akan membantu dalam menciptakan hasil olahan yang sesuai dengan kebutuhan.
Penulis: Marhamah Ika Putri
Editor: Yulaika Ramadhani