tirto.id - Perang antara Rusia dan Ukraina sudah memasuki hari ke-208. Menurut berita terbaru, Senin, 19 September 2022, lima warga sipil dilaporkan tewas dalam serangan Rusia di Nikopol. Hal itu disampaikan gubernur regional.
The Guardian melaporkan, selain lima orang tewas, serangan itu juga merusak beberapa bangunan tempat tinggal, jaringan pipa gas dan saluran listrik.
Militer Ukraina juga mengklaim pasukannya berhasil menangkis serangan pasukan Rusia di wilayah Kharkiv dan Kherson.
Pasukan Ukraina juga dilaporkan maju ke tepi timur Sungai Oskil di wilayah Kharkiv. “Dari kemarin, Ukraina mengendalikan tepi timur,” kata sebuah laporan di Telegram.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy bersumpah tidak akan menyerah dalam pertempuran dan dia yakin pasukannya akan mendapatkan kembali wilayah yang dikuasai Rusia.
“Mungkin bagi sebagian dari Anda, setelah serangkaian kemenangan, kita sekarang memiliki semacam jeda,” katanya dalam pidato malamnya pada hari Minggu.
“Tapi tidak akan ada jeda. Ada persiapan untuk seri berikutnya [...] Untuk Ukraina harus bebas. Semua itu."
Situasi Perang Rusia dan Ukraina
Ketua Duma Rusia, Vyacheslav Volodin pada hari ini, Senin, 19 September 2022 mengatakan, Barat seperti tidak ingin bertanggung jawab atas kekalahan di Ukraina.
Kantor berita Rusia, TASS melaporkan, Volodin menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Ukriana, Vladymyr Zelenskyy apakah akan mengadakan pembicaraan atau tidak.
"Sebuah retorika baru keluar dari Washington dan Brussel: Masalah pembicaraan tentang penyelesaian damai di Ukraina sepenuhnya bergantung pada Zelensky," kata Volodin di Telegram.
"Mereka menyatakan bahwa konflik harus diputuskan secara eksklusif di medan perang. Mereka menyadari bahwa tidak akan ada kemenangan dengan Zelensky. Dan mereka tidak mau bertanggung jawab atas kekalahan."
Volodin mengatakan angkatan bersenjata Ukraina tidak memenuhi harapan di Washington dan Brussels. "Zelensky menjanjikan kemenangan. Hasilnya mengecewakan sponsor Barat," kata anggota parlemen itu.
Volodin mengatakan situasi politik domestik di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa memaksa pejabat mereka untuk bereaksi. "Amerika dan Eropa mulai mengekspresikan posisi mereka pada peristiwa di Ukraina."
"Mereka tidak bersedia membayar dari kantong mereka untuk kebijakan perang. Inflasi, kenaikan harga, masalah dengan sumber daya energi dan kesulitan lain yang harus dihadapi, tidak bisa tidak mengkhawatirkan mereka pada malam musim dingin," kata pembicara Duma.
Editor: Iswara N Raditya