tirto.id - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kementerian Agama (Kemenag) mencatat bahwa lebih separuh jumlah jemaah haji Indonesia saat ini sudah berada di Kota Makkah, Arab Saudi untuk melakukan serangkaian ibadah haji.
“Sampai dengan hari ini, jemaah haji reguler asal Indonesia yang sudah tiba di Arab Saudi telah mencapai 53.830, sedang untuk jemaah haji khusus mencapai 1.745,” jelas Juru Bicara PPIH, Akhmad Fauzin di Jakarta, Rabu (22/6/2022) sebagaimana dikutip dari laman resmi Kemenag.
Jumlah jemaah tersebut adalah yang mendarat di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA), Madinah, Arab Saudi atau gelombang I dan jemaah yang mendarat di Bandara Internasional King Abdulaziz (BUIKA), Jeddah, Arab Saudi atau gelombang II.
Akhmad menjelaskan, dari jumlah 53.830 jemaah hari reguler, sebanyak 32.361 jemaah saat ini sudah berada di Makkah. Mereka tiba di Makkah melalui dua jalur, yakni 24.815 jemaah merupakan pergeseran dari Madinah serta 7.546 jemaah mendarat di Jeddah.
Sementara itu, melihat kondisi Mekkah yang masih pandemi COVID-19, cenderung berdebu, dan cukup panas, Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Makkah PPIH Arab Saudi, M. Imran Saleh mengingatkan seluruh jemaah untuk tetap memakai masker.
“Selain karena pandemi, masker juga bisa mencegah pneumonia atau infeksi yang menimbulkan peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru,” kata Imran di Makkah.
Selain itu, dia juga mengimbau jemaah haji Indonesia menghindari sengatan terik matahari berlebihan agar tidak mengalami dehidrasi. Lalu dia menyarankan agar jemaah minum air putih sesering mungkin dan minum sebelum haus adalah hal yang harus dilakukan selama di Arab Saudi .
“Sekarang cuaca panas sekali, selain minum sebelum haus, juga gunakan payung jika ke luar ruangan di jam 9 sampai 5 sore. Jangan lupa bawa semprotan air untuk mendinginkan permukaan kulit, juga selalu gunakan alas kaki,” ujar Imran.
Lanjut dia, dengan kondisi panas dengan kelembapan di Arab Saudi yang kurang dari 20 persen, panas akan sangat menyengat dan berpotensi membuat jemaah mengalami kondisi paling berat pada tubuh akibat cuaca panas karena tubuh tidak dapat mengontrol suhu badan (heat stroke).
“Serangan panas akan sebabkan gangguan organ. Sebelumnya muncul gejala kelelahan karena panas bisanya pusing dan mual,” kata Imran.
Jika mengalami pusing, tambah dia, maka jemaah haji Indonesia diminta segera minum dan membasahi kepala dengan air dingin. Dengan pembasahan, maka proses panas di tubuh diharapkan bisa segera dihentikan.Hal ini yang membuat Masjidil Haram, Makkah menyediakan dua jenis air zam-zam, yaitu yang dingin untuk membasuh wajah dan suhu normal untuk diminum.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri