tirto.id - Pesawat American Airlines tabrakan dengan helikopter Balckhawk milik Militer Angkatan Darat Amerika Serikat (AS). Kecelakaan tersebut terjadi pada Rabu (29/1/2025) waktu setempat di Sungai Potomac, Washington DC, AS, serta menewaskan seluruh penumpang dan awak.
Badan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) AS, sejauh ini belum bisa menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat dan helikopter tersebut. AP News dalam laporan Jumat (31/1) pagi waktu Indonesia, menyebut NTSB butuh waktu setidaknya 30 hari untuk merilis laporan awal.
Namun ada dugaan, peristiwa maut itu terjadi karena kesalahan komunikasi dari menara kontrol udara. Beberapa saat sebelum kecelakaan, pengawas menara kontrol itu sempat menanyakan kepada awak helikopter apakah ia melihat pesawat di dekatnya.
“Tampaknya kontrol lalu lintas udara tidak berkomunikasi dengan pesawat tersebut,” tulis AP News.
Menteri Perhubungan AS, Sean Duffy mengatakan, kejadian nahas tersebut seharusnya bisa dicegah. Apalagi, langit di sekitar lokasi kejadian pada malam itu dalam kondisi cerah.
"Jelas, tabrakan pesawat bukanlah hal yang biasa. Sebelum tabrakan, jalur penerbangan yang diterbangkan oleh militer dan American Airlines, bukanlah hal yang tidak biasa untuk apa yang terjadi di wilayah udara DC," katanya dikutip ABC News.
Presiden AS, Donald Trump menyayangkan kejadian tersebut. Trump menyalahkan menara pengawas, yang menurutnya abai hingga mengakibatkan kecelakaan udara. Senada dengan Duffy, Presiden Trump juga menilai kejadian itu seharusnya dapat dihindari.
"Malam ini cerah, lampu di pesawat menyala terang, mengapa helikopter tidak naik atau turun, atau berbelok. Mengapa menara pengawas tidak memberi tahu helikopter apa yang harus dilakukan alih-alih bertanya apakah mereka melihat pesawat. Ini situasi buruk yang seharusnya bisa dicegah," kata Trump dikutip dari ABC News.
Kronologi Kecelakaan Pesawat American Airlines dan Helikopter Blackhawk
Peristiwa kecelakaan pesawat American Airlines dengan helikopter Angkatan Darat AS (Blackhawk) terjadi pada Rabu (30/1/2025) malam waktu setempat sekitar pukul 20.48 waktu setempat di atas Sungai Potomac, Washington DC, AS
Saat kejadian, pesawat American Airlines Bombardier CRJ 700 sedang terbang menuju Bandara Nasional Ronald Reagan, Washington untuk mendarat pukul 21.00. Pesawat lepas landas dari Wichita, Kansas, pukul 17.22. CRJ 700 membawa 60 penumpang dan 4 awak pesawat.
Sementara itu, helikopter UH-60 Blackhawk lepas landas di sebelah barat laut Washington DC (dekat Langley, Virgina) pukul 20.39. Helikopter itu membawa 3 orang personel, terbang ke arah selatan menyusuri Sungai Potomac untuk menuju Reagan National.
Pukul 20.40, penerbangan American Airlines mendekati Landasan Pacu 33 Reagan National dari selatan Washington, DC, dengan kecepatan sekitar 145 mph.
Delapan menit kemudian, sekitar pukul 20.48, menara kontrol udara Reagan menghubungi personel helikopter untuk menanyakan apakah mereka melihat pesawat American Airlines di dekatnya.
Tak lama kemudian, pilot helikopter mengkonfirmasi bahwa ia melihat sebuah pesawat. Pilot helikopter itu meminta pemisahan visual dengan mengarahkan helikopter keluar dari jalur, alih-alih mengikuti arahan menara kontrol.
Namun kecelakaan tak terhindarkan. Dua puluh detik setelahnya, pesawat dan helikopter itu saling bertabrakan di atas Sungai Potomac dan terbakar.
“‘Tabrakan, tabrakan, tabrakan, ini peringatan 3, tabrakan, tabrakan, tabrakan,’ seorang operator Metro Washington Airports Authority mengumumkan melalui komunikasi radio beberapa saat kemudian,” tulis New York Post, Kamis (30/1/2025).
Update Terkini dan Jumlah Korban
Tabrakan udara pesawat American Airlines dan helikopter Blackhawk, Rabu (29/1/2025) malam waktu setempat di Sungai Potomac, AS, merupakan peristiwa penerbangan paling mematikan di AS sejak 2001.
Jumlah korban jiwa ialah seluruh penumpang pesawat 60 orang dan awak 4 orang, sedangkan helikopter Blackhawk mengangkut 3 orang personel. NBC pada Jumat (31/1/2025) pagi ini melaporkan puluhan jenazah telah dievakuasi dari perairan yang sangat dingin di Sungai Potomac.
NBC menyebutkan, beberapa identitas kecelakaan tersebut terungkap, di antaranya yang menjadi korban itu merupakan para atlet seluncur indah yang ketika itu baru saja berada di kamp Wichita.
Ada 2 pelatih seluncur indah asal Rusia yang termasuk korban itu. Mereka ialah Evgenia Shishkova dan Vadim Naumov. Keduanya merupakan mantan juara dunia World Figure Skating Championship saat dipasangkan pada 1994. Mereka pindah ke AS untuk menjadi pelatih di negara tersebut.
“Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengonfirmasi pada Kamis pagi bahwa pasangan itu berada di dalam pesawat, dan Klub Skating Boston, tempat mereka berlatih, mengatakan Shishkova dan Naumov telah tewas,” tulis AP News, Kamis (31/1/2025).
Penulis: Dicky Setyawan
Editor: Dipna Videlia Putsanra