Menuju konten utama

Matahari Plasa Semarang Terancam Tutup, Kenapa & Milik Siapa?

Ramai kabar departement store Matahari Plasa Simpang Lima Semarang terancam tutup. Kenapa Matahari Plasa Semarang tutup dan siapa pemiliknya?

Matahari Plasa Semarang Terancam Tutup, Kenapa & Milik Siapa?
Plasa Simpanglima Semarang. FOTO/plasasimpanglima.com/

tirto.id - Ramai kabar departement store Matahari Plasa Simpang Lima Semarang terancam tutup pada akhir bulan ini. Kenapa Matahari Plasa Semarang tutup dan siapa pemiliknya?

Matahari Department Store merupakan penyewa utama Plasa Simpang Lima Semarang. Merek retail yang berfokus dalam penjualan produk pakaian ini menempati lantai 2 dan tiga.

Gerai Matahari terhitung telah beroperasi sejak awal Plasa Simpang Lima berdiri. Plasa Simpang Lima sendiri merupakan salah satu mal paling ramai yang terletak di jantung Kota Semarang.

Mal Plasa Simpang Lima dibangun dalam dua tahap, yakni tahap pertama antara tahun 1988-1990 dan tahap kedua pada 1998-2000. Pusat perbelanjaan ini kemudian resmi dibuka pada Oktober 1990.

Pendirian Matahari Plasa Simpang Lima Semarang sekaligus menggantikan gedung serbaguna Wisma Pancasila dan kantor Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi (Depparpostel).

Ini artinya, Gerai Matahari di Plasa Simpang Lima sudah beroperasi selama kurang lebih 34 tahun. Sayangnya, di dekade ketiganya menjalani bisnis, Matahari menutup operasionalnya.

Penyebab Matahari Plasa Simpang Lima Semarang Terancam Tutup

Penutupan Matahari Department Store diduga karena berakhirnya masa kontrak sewa Matahari dengan pengelola tempat usaha dan tak lagi diperpanjang. Menurut Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Semarang kontrak sewa lahan Matahari Plasa Simpang Lima telah berakhir pada Maret 2024.

Meskipun masa sewa itu sudah berakhir, Matahari dikabarkan masih beroperasi pada September 2024. Sejauh ini belum diketahui penyebab mengapa Matahari tak memperpanjang sewanya di Plasa Simpang Lima Semarang.

Tirto telah mencoba mengonfirmasi penyebab Matahari Simpang Lima tutup, namun belum mendapatkan respons dari pengelola. Di sisi lain, kabar penutupan Matahari juga dikaitkan dengan penutupan Plasa Simpang Lima Semarang.

Dugaan ini mencuat di media sosial sering dengan banyaknya ruang kosong di mal tersebut dan penurunan jumlah pengunjung belakangan ini. Namun, dugaan itu sudah ditepis oleh pengelola Plasa Simpang Lima Semarang.

Melalui Instagram, Plasa Simpang Lima Semarang menegaskan bahwa malnya masih beroperasi hingga saat ini.

“Halo, kak, kita masih buka ya,” tulis akun Instagram @plasasimpanglima.smg dalam kolom komentar di unggahan @semarangskyperject, Senin (23/9/2024).

Adapun dalam unggahan @Semarangskypreject banyak warganet yang salah mengira bahwa Plasa Simpang Lima Semarang bakal tutup.

Pemilik Matahari Simpang Lima Semarang

Matahari Simpang Lima Semarang adalah bagian dari PT Matahari Department Store Tbk, yang kini dimiliki oleh Lippo Group. Matahari adalah salah satu jaringan ritel terbesar di Indonesia yang didirikan oleh Hari Darmawan.

Matahari awalnya dimulai sebagai toko pakaian bernama Mickey Mouse di Pasar Baru, Jakarta, yang berdiri pada 1960. Toko Mickey Mouse menjual pakaian impor serta produk merek sendiri, MM Fashion, yang dirancang oleh istri Hari Darmawan.

Setelah beberapa tahun berjalan dengan sukses, Hari Darmawan kemudian memberanikan diri untuk membeli “De Zon”, sebuah toko serba ada di Pasar Baru kala itu.

"De Zon" adalah bahasa Belanda yang berarti matahari. Terinspirasi dari nama ini, Hari kemudian memutuskan untuk menamai toko barunya Matahari yang diresmikan pada 15 Desember 1973.

Sejak saat itu, Matahari bertransformasi menjadi pelopor toko serba ada di Indonesia. Mereka menjual berbagai produk dari pakaian, barang kebutuhan rumah tangga, perhiasan, tas, kosmetik, peralatan elektronik, alat tulis, buku, dan lainnya.

Berkat perkembangan yang pesat, Hari berhasil membuka gerai baru di luar kota pada tahun 1990-an. Bahkan, karena kesuksesannya, Matahari akhirnya tercatat di bursa saham.

Pada 1989, PT Matahari Department Store Tbk resmi menawarkan sahamnya ke publik dengan kode emiten LPPF. Namun, pada 1997, secara mengejutkan Hari memutuskan menjual saham mayoritasnya kepada Lippo Group.

Sejak saham mayoritas dipegang Lippo Group, kiprah Hari perlahan mulai tak terdengar lagi. Setelah akuisisi, Lippo Group mengembangkan Matahari menjadi jaringan ritel terkemuka di Indonesia, termasuk Matahari di Plasa Simpang Lima Semarang.

Saat ini, Matahari beroperasi sebagai bagian dari PT Matahari Department Store Tbk, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Matahari tercatat sebagai perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten LPPF.

Berdasarkan struktur kepemilikannya, Auric Digital Retail memegang 42,47 persen saham, diikuti oleh Multipolar dengan 9,29 persen, dan sisanya dimiliki oleh publik sebesar 48,24 persen.

Sementara itu, Matahari saat ini memiliki 148 gerai di 81 kota di seluruh Indonesia. Matahari juga telah melebarkan sayapnya dengan membuka toko online melalui Matahari.com.

Baca juga artikel terkait VIRAL atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Yonada Nancy & Iswara N Raditya