Menuju konten utama

Penyebab Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan DIY Menurut BMKG

“Seminggu ke depan gelombang tinggi masih signifikan pada 24-25 Juli ini dan berangsur turun pada 29 Juli,” kata Sigit.

Penyebab Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan DIY Menurut BMKG
Relawan memantau ombak di Pantai Drini, Tepus, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Selasa (24/7/2018). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan gelombang tinggi yang menghantam wilayah pesisir selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan masih terjadi hingga akhir Juli.

Prakirawan BMKG DIY Sigit Hadi Prakosa menyebutkan gelombang tinggi tersebut diakibatkan oleh adanya perbedaan tekanan udara yang siginifikan di belahan bumi selatan tepatnya di Samudera Hindia dengan belahan bumi utara di Laut China Selatan. Hal itu ditambah lagi dengan aktivitas siklon tropikal dan siklon ampil.

“Kecepatan angin sampai 35 Km/jam sehingga menimbulkan gelombang tinggi 5-6 meter,” kata Sigit saat Konferensi Pers Dampak Gelombang Tinggi Pesisir DIY di kampus UGM, Selasa (24/7/2018), yang diterima Tirto melalui keterangan tertulis.

Menurut Sigit, gelombang tinggi di wilayah pesisir selatan DIY akan masih berlangsung sampai akhir bulan Juli ini, dengan ketinggian gelombang yang diperkirakan mencapai 5-6 meter pada puncaknya.

“Seminggu ke depan gelombang tinggi masih signifikan pada 24-25 Juli ini dan berangsur turun pada 29 Juli,” kata Sigit.

Dalam kesempatan itu, Kepala Seksi Data & Informasi BMKG DIY Teguh Prasetyo juga memberi imbauan kepada masyarakat agar selalu waspada dengan ketinggian gelombang laut.

“Kita terus update informasi tentang gelombang tinggi melalu web BMKG dan media sosial. Masyarakat diharapkan bisa terus mengikuti perkembangan infromasi melalui media-media tersebut,” ucap Teguh.

Teguh mengatakan, pihaknya juga melakukan upaya mitigasi gelombang tinggi tersebut dengan memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat di kawasan pesisir selatan DIY.

Menurut dia, BMKG akan berencana mengadakan sekolah lapangan nelayan yang akan diikuti sekitar 30 nelayan di DIY pada pertengahan bulan Agustus mendatang.

“Sekolah lapangan ini ditujukan sebagai sarana untuk memberikan informasi yang mudah dipahami oleh nelayan sehingga bisa akrab dengan cuaca kelautan,” ungkap Teguh.

Baca juga artikel terkait GELOMBANG LAUT atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto