Menuju konten utama

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi pada Masa Panen Ikan di Cilacap

BMKG memprakirakan gelombang tinggi terjadi di laut selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Daerah Istimewa Yogyakarta pada musim angin timuran.

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi pada Masa Panen Ikan di Cilacap
Sejumlah nelayan menarik jaring ikan, saat mencari ikan di sekitar perairan Dermaga Tiga Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap, Jateng, Selasa (9/5). ANTARA FOTO/Idhad Zakaria

tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau nelayan di Cilacap, Jawa Tengah, untuk mewaspadai gelombang tinggi pada masa panen ikan. BMKG memprakirakan gelombang tinggi terjadi di laut selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Daerah Istimewa Yogyakarta pada musim angin timuran.

"Musim angin timuran bagi nelayan di pesisir selatan Jabar-DIY khususnya Kabupaten Cilacap dapat dikatakan sebagai masa panen," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, Rabu (31/5/2023).

Menurut Teguh, pada musim angin timuran biasanya berbagai jenis ikan akan bermunculan di laut selatan Jabar-DIY.

Akan tetapi, gelombang tinggi tetap berpotensi terjadi pada musim angin timuran. Nelayan diimbau untuk tetap berhati-hati dan waspada saat melaut untuk menangkap ikan.

"Pada prinsipnya, gelombang tinggi terjadi saat pola angin cenderung bergerak searah dengan kecepatan tinggi. Sementara saat musim angin timuran, pola angin cenderung bergerak dari arah tenggara hingga timur," jelasnya.

Teguh mencontohkan prakiraan cuaca di wilayah perairan selatan Jabar-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY pada hari ini. Tinggi gelombang di perairan tersebut berpotensi mencapai 2,5-4 meter sehingga masuk kategori tinggi.

"Peluang terjadinya gelombang tinggi tersebut diprakirakan akibat pola angin yang dominan bergerak dari timur hingga tenggara dengan kecepatan berkisar 4-20 knot," katanya.

Terkait dengan hal itu, Teguh mengimbau nelayan untuk memerhatikan risiko gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran. Berdasarkan analisis BMKG, angin dengan kecepatan lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter berisiko pada keselamatan perahu nelayan.

Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap Sarjono memperkirakan nelayan di wilayah itu akan segera memasuki musim panen ikan seiring dengan datangnya musim angin timuran.

Menurut Sarjono, beberapa jenis ikan sudah mulai bermunculan di laut selatan Jabar-DIY. Meski berdasarkan pengalaman, puncak musim panen ikan bagi nelayan Cilacap berlangsung pada Juli hingga September.

"Semoga pada musim angin timuran dan musim kemarau tahun ini yang diprakirakan akan dipengaruhi fenomena El Nino, hasil tangkapan nelayan jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya yang dipengaruhi La Nina sehingga musim kemaraunya menjadi basah atau sering turun hujan," katanya.

Sarjono mengatakan gelombang tinggi tetap berpotensi terjadi pada musim angin timuran namun relatif lebih stabil. Hal itu dibandingkan dengan gelombang tinggi saat musim angin baratan yang sering datang secara tiba-tiba sehingga berbahaya bagi kapal nelayan.

Oleh karena gelombangnya stabil, kata Sarjono, berbagai jenis ikan biasanya bermunculan di laut. Kendati demikian, ia mengimbau nelayan yang berangkat melaut untuk mencari ikan agar tetap memerhatikan risiko gelombang tinggi.

Baca juga artikel terkait LAUT SELATAN

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Gilang Ramadhan