Menuju konten utama

Penjelasan BMKG soal Hujan Lebat hingga Gelombang Tinggi Awal Tahun

BMKG merilis peringatan dini soal angin kencang, hujan lebat, kilat, petir, hingga gelombang tinggi air laut. Fenomena alam itu akan terjadi cukup merata di banyak provinsi setidaknya hingga 6 Januari.

Wisatawan mengamati ombak tinggi di kawasan wisata Pantai Glagah, Temon, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (20/7/2018). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

tirto.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini soal cuaca buruk hingga 6 Januari nanti. Cuaca yang dimaksud termasuk angin kencang, hujan lebat, kilat, petir, dan gelombang tinggi air laut yang terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Rilis itu diterbitkan kemarin, 31 Desember 2018.

"Teridentifikasi adanya peningkatan tekanan udara di dataran Asia. Selain itu terpantau juga bibit siklon di sebelah utara Indonesia, tepatnya di Laut Cina Selatan. BMKG juga mengidentifikasi adanya bibit siklon tropis 95P di Teluk Carpentaria Australia (sebelah selatan Papua) dan 96S di Samudera Hindia (sebelah selatan Jawa)," tulis BMKG.

Dijelaskan lebih jauh, tiga bibit siklon itu berpotensi menjadi siklon tropis (atau bahasa awamnya: angin puyuh, taifun) dalam 24 sampai 48 jam ke depan.

"Kondisi ini menyebabkan pergerakan massa udara dari Asia yang bergerak menuju Indonesia mengalami penguatan, sehingga berdampak pula pada potensi peningkatan kecepatan angin, ketinggian gelombang laut, dan potensi hujan lebat di beberapa wilayah di Indonesia," lanjut BMKG.

Setidaknya BMKG memperkirakan ada 21 provinsi yang akan terkena dampak angin kencang. 19 provinsi hujan lebat dengan petir dan kilat pada 1-3 Januari, dan 11 provinsi hujan lebat dengan petir dan kilat pada 4-6 Januari.

Tak hanya itu, cuaca buruk juga memungkinkan muncul gelombang-gelombang tinggi di banyak perairan di Indonesia.

Tinggi gelombang laut saat ini berkisar antara 1,25-2,5 meter. Namun selama 1-3 Januari, tinggi gelombang 2,5-4 meter--yang masuk dalam kategori berbahaya--akan muncul di belasan perairan di seluruh di Indonesia.

Sedangkan tinggi gelombang 4-6 meter--kategori sangat berbahaya--sangat mungkin terjadi di Laut Natuna Utara dan Laut Cina Selatan.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo menjelaskan lebih jauh soal peringatan dini ini. Ia menegaskan kalau sebagaimana 'peringatan' pada umumnya, itu bisa benar-benar terjadi, tapi bisa juga tidak.

"Tiga ini masih bibit calon siklon tropis. Bisa terjadi, bisa juga tidak. Namun, saat ini Indonesia diapit tiga bibit ini. Kondisi seperti ini berdampak pada aliran udara yang tadinya biasa saja, kemudian jadi lebih kencang dan cepat. Kita merasakan sendiri angin cukup kencang beberapa hari terakhir, di mana pun," kata Mulyono saat dihubungi reporter Tirto, Selasa (1/1/2019) siang .

Selain itu, ia menegaskan bahwa memang hingga Maret masih musim hujan.

"Kondisi ini [musim hujan] disebabkan oleh aktivitas arus tekanan udara dari Asia ke arah Australia yang melewati Indonesia," kata Mulyono. Arus udara yang menyeberangi Indonesia juga membawa serta uap air yang jadi awan.

Lantas kenapa hanya sampai tanggal 6? Menurut Mulyono, itu adalah waktu standar untuk melihat perkembangan fenomena alam.

"Seminggu dari 31 kemarin ada perkembangan apa. Kalau masih ada kemungkinan buruk lain, kami perpanjang lagi," lanjut Mulyono.

Hati-Hati

BMKG pusat tak sekadar memberikan informasi, kata Mulyono, tapi juga meminta BMKG daerah terkait untuk bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), pemda, polisi, dan TNI untuk melakukan upaya mitigasi.

"Teman-teman itu bisa langsung ke lapangan untuk memantau keadaan setempat dan melindungi warga. Daerah mana yang gelombang lautnya tinggi, harus sesegera mungkin diawasi dan warga diminta menjauh. Jalan-jalan yang biasa dilewati mobil dan bis, yang hujannya lebat, diawasi juga," katanya.

Selain aparat, menurutnya mitigasi juga bisa dilakukan oleh komunitas masyarakat. "Komunitas panjat tebing, pecinta alam, bisa ikut memberikan peringatan agar ketika ada kejadian bencana, korban dan kerugian bisa diminimalisir."

Mitigasi juga bisa dilakukan masyarakat langsung.

"Yang sedang berlibur ke pantai, ya harus hati-hati, kalau bisa menjauh. Termasuk daerah-daerah yang masuk ke rilis itu," katanya.

Berikut wilayah yang diperkirakan akan terdampak angin kencang:

-Riau

-Kep. Riau

-Jambi

-Sumatera Selatan

-Bangka Belitung

-Lampung

-Banten

-DKI Jakarta

-Jawa Barat

-Jawa Tengah

-D.I. Yogyakarta

-Jawa Timur bagian utara

-Kalimantan Barat

-Kalimantan Tengah

-Kalimantan Selatan

-Kalimantan Timur

-Sulawesi Selatan

-Sulawesi Tenggara

-Sulawesi Utara

-Maluku Utara

-Maluku

Sedangkan untuk wilayah yang berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir:

Tanggal 1-3 Januari 2019

-Sumatera Barat

-Bengkulu

-Bangka Belitung

-Lampung

-Banten

-Jawa Barat

-Jawa Tengah

-Jawa Timur

-Bali

-NTB

-NTT

-Kalimantan Utara

-Kalimantan Tengah

-Kalimantan Timur

-Sulawesi Selatan

-Sulawesi Tenggara

-Gorontalo

-Papua Barat

-Papua

Tanggal 4-6 Januari 2019

-Sumatera Barat

-Lampung

-Jawa Barat

-Jawa Tengah

-Jawa Timur

-Bali

-NTB

-NTT

-Sulawesi Selatan

-Sulawesi Tenggara

-Papua

Baca juga artikel terkait CUACA EKSTREM atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Teknologi
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Rio Apinino