tirto.id - Di balik kepraktisan dan kenyamanan yang membuat moda transportasi ini diminati khalayak, pesawat terbang nyatanya masih belum bisa jauh dari kata delay.
Data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut pada 2017 delay penerbangan meningkat 28,07% dibanding tiga tahun sebelumnya. Dan di periode yang sama, pembatalan penerbangan naik hingga 32,46%. Sementara Kementerian Perhubungan mencatat ada 87.509 kasus keterlambatan dan 1.991 pembatalan dari total 415.961 penerbangan rute domestik pada semester I-2018. Dengan kata lain, 1 dari 5 penerbangan di Indonesia mengalami keterlambatan.
Hasil riset jaringan perusahaan bagasi terbesar di Inggris, Stasher, yang dirilis akhir Juli 2019 bahkan menyebut penerbangan asal Soekarno-Hatta paling sering mengalami keterlambatan dibandingkan 106 bandara di dunia. Padahal bandara internasional ini termasuk 20 bandara tersibuk di dunia yang melayani lebih dari 200 ribu penerbangan per tahun.
Keterlambatan penerbangan tentu merugikan penumpang: mengganggu kenyamanan, melelahkan fisik, menyita waktu, hingga menyebabkan perubahan rencana. Apalagi, berdasarkan data PasarPolis dan Pegipegi (2019), 70% kasus keterlambatan penerbangan terjadi lebih dari 60 menit.
“Padahal pilih pesawat karena lebih praktis dan cepat,” kata Natalia Suci (34 tahun). Ia pernah mengalami situasi tak menyenangkan terkait molornya penerbangan salah satu maskapai rute Yogyakarta-Jakarta.
Suci sengaja memilih penerbangan sore agar bisa langsung menonton konser John Mayer Asia Tour 2019 di ICE BSD awal April kemarin. “Supaya nggak perlu mampir-mampir lagi, kan boros tuh. Cukup nginap semalam, paginya pulang,” terang pemilik jasa rental mainan itu. Namun yang terjadi di luar ekspektasi. Atas alasan operasional, penerbangan tertunda satu jam lebih dan menyebabkannya melewatkan beberapa lagu. Suci kecewa tak bisa menonton konser secara utuh, padahal ia membeli tiket cukup mahal.
Walau kecewa, Suci hanya bisa pasrah. Jangankan meminta kompensasi, tebersit untuk membeli asuransi perjalanan saja tidak. Keyakinan bahwa perjalanan akan baik-baik saja membuat Suci mengabaikan segala risiko. Jika sejak awal ia memiliki asuransi, keadaan tentu akan berbeda.
Mengasuransikan perjalanan untuk melindungi diri dari risiko delay mungkin terdengar remeh. Namun saat terjadi delay, asuransi ini bisa sangat membantu. Bayangkan, perjalanan yang tertunda tak hanya membuat rencana berantakan, tetapi sangat mungkin menimbulkan pengeluaran tambahan untuk mengisi waktu—misalkan makan, ngopi, belanja. Belum lagi jika itu adalah perjalanan bisnis, liburan yang ditunggu-tunggu, atau momen sekali seumur hidup yang begitu spesial. Kerugiannya tak ternilai, bukan?
“Kerugian materi dapat digantikan dengan industri, kerugian pengetahuan dengan belajar, kehilangan kesehatan dengan kendali diri sendiri atau obat-obatan, tetapi waktu yang kita lewati akan hilang selamanya," kata Samuel Smiles, penulis sekaligus reformis asal Skotlandia.
Waktu begitu berharga karena hanya memberi kita satu kesempatan untuk menikmati momen yang tak bakal terulang. Masih tak mau melindunginya?
Lebih Nyaman di Perjalanan
Persiapan perjalanan sematang apa pun tak membuat kita sepenuhnya terhindar dari masalah. Dalam hidup—yang setiap waktunya adalah petualangan tak terduga—ada saja hal-hal di luar kendali. Asuransi merupakan salah satu upaya untuk mempersiapkan diri menghadapinya.
Asuransi perjalanan memberikan pertanggungan finansial untuk sejumlah kejadian tak diinginkan sebelum, selama, hingga setelah penerbangan. Tak hanya menanggung risiko kesehatan maupun kecelakaan, asuransi perjalanan juga melindungi penumpang dari segala kejadian tak menyenangkan. Sayangnya, mayoritas penumpang abai memasukkannya dalam rencana perjalanan.
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat premi asuransi penerbangan pada kuartal I tahun 2019 turun hingga 45,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Untuk meningkatkan edukasi terkait asuransi perjalanan, sepanjang 2019, Kementerian Pariwisata bersama konsorsium gencar melakukan sosialisasi ke beberapa kota di Indonesia. Hal ini diungkap oleh Dody Achmad Sudiyar Dalimuthe, Direktur Eksekutif AAUI.
Analis Utama Futurum Research sekaligus CEO Broadsuite Media Group, Daniel Newman, menyebut beberapa penyebab orang malas membeli polis asuransi adalah prosedur yang bertele-tele, sistem yang ketinggalan zaman, dan banyaknya berkas. Padahal, kemajuan teknologi telah membuat segala hal jauh lebih praktis, tak terkecuali asuransi.
Pegipegi meresmikan Pegipegi Travel Protection, yakni fitur anyar yang proses pembelian maupun pengajuan klaimnya cukup dilakukan secara online melalui website dan aplikasi. Paket perlindungan penerbangan bagi pelanggan ini merupakan kerja sama Pegipegi dengan asuransi ternama di Indonesia. Dapatkan informasi lengkap mengenai asuransi perjalanan Pegipegi di sini.
Kini, siapa pun bisa membeli asuransi perjalanan berbarengan dengan pembelian tiket pesawat. Hanya bermodal ponsel dan koneksi internet, perjalanan pasti lebih nyaman karena adanya perlindungan. Asuransi perjalanan ini dapat dimanfaatkan oleh calon penumpang dengan asal penerbangan Indonesia menuju berbagai destinasi domestik maupun internasional.
Nah, untuk memastikan diri terlindungi, aktifkan saja tombol Asuransi setelah memilih penerbangan. Nominal premi secara otomatis akan dijumlahkan ke harga tiket. Sertifikat Asuransi dan Polis pun akan dikirim melalui email setelah transaksi berhasil.
Pegipegi adalah online travel agent (OTA) pertama di Indonesia yang memiliki fitur klaim instan. Saat terjadi delay, selambat-lambatnya 60 menit dari jadwal keberangkatan, sistem asuransi yang bekerja sama dengan Pegipegi secara otomatis akan mengirimkan pemberitahuan kepada pemegang polis bahwa mereka berhak mengajukan klaim secara langsung setelah pendaratan dan mendapat kompensasi sesuai dengan lamanya delay (Rp250 ribu per jam hingga maksimal Rp3 juta). Sejauh ini, 75% kompensasi keterlambatan penerbangan ditransfer hanya dalam waktu 30 detik, membuat 98,4% konsumen Pegipegi mengaku sangat puas dengan proses klaim instan saat terjadi keterlambatan penerbangan.
“Pegipegi ingin memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan dalam melakukan perjalanannya. Salah satu yang kami hadirkan untuk pelanggan adalah Pegipegi Travel Protection yang memberikan jaminan asuransi perjalanan dengan perlindungan terlengkap, proses mudah, klaimnya instan, dan terjangkau bagi semua orang,” ungkap Serlina Wijaya, Chief Marketing Officer Pegipegi.
Proses klaim yang cepat dan mudah tak hanya berlaku untuk kasus keterlambatan, tetapi juga masalah penerbangan lainnya: kehilangan penerbangan lanjutan (kompensasi hingga Rp5 juta), pembatalan penerbangan (pengembalian dana hingga Rp10 juta), keterlambatan bagasi (Rp500 ribu dalam 90 menit pertama), kehilangan dan kerusakan bagasi (kompensasi hingga Rp3 juta), hingga risiko terburuk yaitu kecelakaan diri (perlindungan perjalanan hingga Rp100 juta). Pelanggan tak perlu menghubungi pihak asuransi, mengisi dokumen berlembar-lembar, apalagi mengirimkan berkas secara manual sebagai syarat klaim yang biasanya memakan waktu.
Melalui aplikasi Pegipegi, pengajuan klaim cukup dengan mengikuti petunjuk sederhana (dapat di lihat di sini) seperti mengisi nomor handphone yang didaftarkan saat booking tiket dan memasukkan OTP yang dikirimkan melalui SMS. Setelah proses penyesuaian data berhasil, pelanggan hanya perlu memilih nomor polis dan tipe klaim, kemudian mengunggah softcopy dokumen. Klaim akan diproses hanya dalam waktu 1 hingga 5x24 jam (hari kerja)—setelah proses verifikasi selesai.
Memilih asuransi perjalanan tak bisa sembarangan. Selain perlu mempertimbangkan kredibilitas perusahaan asuransi dan harga premi yang masuk akal, ketahui juga jenis asuransi, masa berlaku, cakupan kejadian, hingga luas perlindungannya. Satu lagi hal yang tak kalah penting yaitu memastikan klaim asuransi perjalanan sesederhana proses pembeliannya. Bepergian menjadi lebih tenang dengan Pegipegi Travel Protection dalam genggaman.
Jadi, tak perlu khawatir saat penerbangan mesti tertunda. Tenangkan diri, duduk santai, dan ajukan klaim instan. Waktu memang tak bisa diulang, tetapi rencana masih bisa dirancang, bukan? Jika kali ini tak berjalan mulus, esok rencanakan lagi perjalanan yang lebih menyenangkan dan tanpa beban. Traveling juga semakin mudah melalui beragam promo menarik dari Pegipegi. Informasi bermacam promo bisa diperoleh di sini.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis