Menuju konten utama

Peneliti Nilai Perseteruan Golkar dan PSI Merugikan Jokowi

Perseteruan antara Golkar dengan PSI bisa merugikan Jokowi-Ma'ruf dan membuat soliditas koalisi pendukung paslon 01 tersebut merapuh. 

Peneliti Nilai Perseteruan Golkar dan PSI Merugikan Jokowi
Joko Widodo saat deklarasi 10 ribu pengusaha dukung Jokowi-Ma'ruf di Istora Senayan, Kamis (21/3/2019). tirto.id/Riyan Setiawan

tirto.id - Direktur Eksekutif Para Syndicate Ari Nurcahyo menilai perseteruan antara Golkar dan PSI merugikan Jokowi-Ma'ruf dan dapat semakin menurunkan elektabilitas paslon 01 tersebut.

Perseteruan itu muncul setelah elite Golkar menuding PSI menjadi pemicu elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mengalami penurunan.

"Ini kontraproduktif terhadap kubu 01 [Jokowi-Ma'ruf] dan elektabilitas. Kalau saling serang seperti ini akan merugikan mereka," kata Ari di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (22/3/2019).

Selain itu, Ari mengatakan saling serang antar kedua partai tersebut juga akan mengganggu soliditas di internal koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf.

"Balas-balasan menyerang ini kan berakibat buruk pada tim. Sudah tahu elektabilitas cenderung turun, tetapi malah menyalahkan, bukan mencari solusi bersama," ujar Ari.

Dia berpendapat, meski partai-partai memang saling bersaing agar bisa lolos ambang batas parlemen di Pemilu 2019, pertikaian sesama anggota koalisi semestinya dihindari. Selain bisa membuat konsolidasi internal rapuh, hal itu juga memperburuk citra koalisi di mata publik.

Menurut Ari, hasil survei terbaru Litbang Kompas yang menyimpulkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf menurun serta hanya unggul 11,8 persen atas Prabowo-Sandiaga, semestinya menjadi bahan evaluasi tim pemenangan paslon 01.

Hal ini karena hasil survei tersebut membalik anggapan semula bahwa keunggulan Jokowi-Ma'ruf sulit dikejar oleh Prabowo-Sandiaga.

"Sehingga ini kan [seharusnya] buat [paslon] 01 menjadi evaluasi, bukan menyalahkan satu sama lain. Seharusnya, partai menjadi komoditas penyokong utama," ujar dia.

Dia mengingatkan kubu paslon 01 perlu menyikapi hasil survei dari berbagai lembaga secara obyektif dan proporsional.

"Karena hasil survei harus kita lihat sebagai peta dan alat baca terhadap elektabilitas di lapangan," ujar dia.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Addi M Idhom