Menuju konten utama

Pendiri WhatsApp Kembali Serukan Hapus Akun Facebook

Brian Acton menilai Facebook lebih fokus untuk menghasilkan uang daripada mengamankan privasi pengguna.

Pendiri WhatsApp Kembali Serukan Hapus Akun Facebook
Ilustrasi facebook. AP Photo/Wilfredo Lee

tirto.id - Brian Acton, salah satu pendiri WhatsApp, mengajak para pengguna Facebook untuk menghapus akun mereka. Ini bukan kali pertama ia menyerukan untuk melakukan itu.

Ajakan kedua hapus akun Facebook ini Acton sampaikan saat menjadi pembicara dalam sebuah kelas terbuka "Computer Science 181" di Universitas Stanford, Amerika Serikat, pekan lalu.

Melansir The Verge, Senin (18/3/2019), pada kesempatan itu Acton juga mengungkapkan alasan mengapa ia meninggalkan Facebook setelah sebelumnya menjual WhatsApp ke jejaring sosial milik Mark Zuckerberg ini.

Acton menilai, Facebook lebih fokus untuk menghasilkan uang daripada mengamankan privasi pengguna. Ia juga menyoroti lemahnya perusahaan besar termasuk Apple dan Google dalam moderasi konten di platform mereka.

"Perusahaan-perusahaan ini [Facebook, Apple, Google, dkk] tidak dibekali kemampuan ini [moderasi] dan kita memberi mereka kekuatan. Itu sisi buruknya. Kita menggunakan produk mereka. Kita mendaftar di situs mereka. [Sebaiknya] Hapus Facebook, kan?" serunya.

Sejak meninggalkan perusahaan pada 2017, Acton cukup vokal dalam mengkritisi Facebook. Jejaring sosial ini dinilai terlalu fokus memonetisasi layanannya dan mengorbankan privasi pengguna.

"Motif keuntungan atau menjawab Wall Street, adalah yang mendorong ekspansi invasi privasi data [...] saya berharap ada cara untuk mengendalikannya," katanya tahun lalu dikutip Buzzfeed.

Sementara alasannya keluar dari perusahaan, terkait keinginan Facebook yang berupaya memasukkan iklan ke WhatsApp sebagai bagian dari monetisasi. Bersama Jan Koum, pendiri WhatsApp lainnya, mereka keluar pada November 2017, tiga tahun usai menjual layanan pesan instan buatannya senilai 19 miliar dolar AS.

Acton sudah pernah melontarkan ajakan serupa pada Maret 2018 saat menyerukan tagar #deletefacebook usai skandal kebocoran data jutaan pengguna Facebook mencuat melalui skandal Cambridge Analytica.

Baca juga artikel terkait MEDIA SOSIAL atau tulisan lainnya dari Ditya Pandu Akhmadi

tirto.id - Teknologi
Kontributor: Ditya Pandu Akhmadi
Penulis: Ditya Pandu Akhmadi
Editor: Ibnu Azis