tirto.id - CEO dan co-founder Facebook Mark Zuckerberg mengakui perusahaan telah membuat kesalahan dalam menangani 50 juta data pengguna. Ia menjanjikan langkah yang lebih keras untuk membatasi akses pengembang terhadap informasi yang "bocor" terkait skandal Cambridge Analytica.
"Perusahaan telah melakukan kesalahan, masih banyak lagi yang harus dilakukan, dan kita perlu melangkah dan melakukannya," tulis Zuckerberg di Facebook, Rabu (21/3/2018)
Zuckerberg dalam jawaban publik pertamanya sejak skandal Cambridge Analytica yang mengemuka pada akhir pekan ini tidak menjelaskan detail apa kesalahannya. Kendati demikian ia akan melakukan penyelidikan terhadap aplikasi di platformnya.
Ia menambahkan, perusahaan akan membatasi akses pengembang terhadap data dan memungkinkan Facebook lebih mudah menonaktifkan akses ke data milik mereka.
Meski demikian rencananya itu tidak mengurangi kekuasaan pengiklan untuk menggunakan data Facebook yang merupakan sumber kehidupan perusahaan.
Jaringan media sosial terbesar dunia itu disebut gagal melindungi puluhan juta data penggunanya yang digunakan untuk membantu Donald Trump memenangi pemilihan presiden 2016.
Berbicara kepada CNN, Facebook berkomitmen untuk menghentikan campur tangan dalam pemilihan paruh waktu di Amerika Serikat pada November serta pemilihan di India dan Brasil.
Zuckerberg mengatakan dia terbuka dengan peraturan tambahan pemerintah dan dengan senang hati bersaksi di hadapan Kongres Amerika Serikat jika dia memang orang yang tepat.
"Ini adalah pelanggaran besar kepercayaan. Saya benar-benar minta maaf hal ini terjadi. Kami punya tanggung jawab mendasar untuk melindungi data orang-orang," kata Zuckerberg seperti dikutip dari Antara, Kamis (22/3).