tirto.id - Belakangan ini media sosial diramaikan dengan tren Artificial Intelligent (AI) dengan kategori “Italian Brainrot” atau Brainrot Italia. Lantas, apa itu Brainrot Italia tren AI yang viral dan apa contohnya?
Perkembangan AI memungkinkan gambar atau desain kreatif yang unik hingga nyeleneh menjadi mudah dibuat. Secara singkat, itulah salah satu penyebab munculnya tren Italia Brainrot yang saat ini menjadi perbincangan.
Apa Itu Tren AI Brainrot Italia?
Brainrot Italia adalah tren menggunakan AI untuk membuat gambar hewan. Namun pada tren ini, hewan yang dibuat dikombinasikan dengan sejumlah objek lain seperti tumbuhan, barang, hingga bagian tubuh manusia. Hasilnya, terciptalah gambar hewan hibrida yang aneh.
Gambar hewan hasil buatan AI itu kemudian diberi nama yang tak kalah nyeleneh, yang berasal dari pelesetan kata “bernada stereotype” bahasa Italia. Setelah itu, gambar dibagikan di media sosial sebagai meme atau lelucon.
Apa Contoh Brainrot Italia?
Terdapat banyak contoh Brainrot Italia di media sosial. Di antara contoh yang paling populer adalah hibrida buaya dengan pesawat pengebom yang diberi nama “Bombardiro Crocodilo”.
Ada pula hiu hiu putih dengan empat kaki dan tambahan mengenakan sepatu Nike biru yang disebut “Tralellero Trallala”. Tidak lupa yang tak kalah populer adalah angsa perang siber yang diberi nama “Bum Bum Bini Guisni”.
Tren Brainrot Italia Tuai Kritik
Pakar peneliti pasar dan konsultan branding di Human Centric Group, Francesco De Nittis, menyebut bahwa tren Brainrot Italia tidak masuk akal. Namun, ini adalah cara cepat untuk mendapatkan perhatian kalangan muda.
“Intinya adalah bahwa Italian Brainrot tidak masuk akal dan konyol,” kata De Nittis dikutip dari Hindustan Times. "Audiens muda mendambakan hal-hal yang spontan dan dirancang untuk konsumsi instan. Sementara itu, merek-merek mencoba untuk menunjukkan bahwa mereka ikut serta dalam lelucon ini".
Sementara itu, warga Australia asal Italia, Joe Carrozzo, mengatakan bahwa ia menganggap tren tersebut kejam dan tidak lucu. "Kami tidak berbicara seperti itu! Saya bukan bambini guisni atau apa pun itu, saya BUKAN BAMBINI," katanya dikutip dari News.com.au.
“Dalam catatan serius, orang-orang tertawa terbahak-bahak dengan mengorbankan orang-orang Italia, sangat mengecewakan untuk dilihat, mereka memasukkan cukup banyak orang Italia asli dalam video-video ini untuk membuatnya tampak asli, tetapi itu adalah penggambaran yang keliru tentang orang-orang saya,” ungkapnya.
Di sisi lain, ahli bahasa dan etimologi media sosial, Adam Aleksic atau ‘etymologynerd’, mengatakan kepada 2 juta pengikutnya di Tiktok dan Instagram bahwa, untuk memahami tren Brainrot tidak bisa dilihat dari sisi ‘kebodohan’ saja.
“Jika Anda ingin memahami meme brainrot Italia yang sedang tren saat ini, saya pikir Anda harus membacanya melalui lensa postmodernis di mana Anda mempertimbangkan bagaimana kita membangun kebenaran dalam konteks AI dan algoritme,” katanya.
Aleksic mengatakan bahwa tren ini “secara inheren menarik perhatian... kebingungan antara apa yang nyata dan apa yang menggantikan yang nyata”.
"Ketika kita mencampurkan sesuatu yang otentik seperti kepala unta dengan sesuatu yang jelas-jelas tidak mungkin seperti badan lemari es, disonansi yang dihasilkan menyoroti koeksistensi antara apa yang dapat kita percayai secara online dengan apa yang tidak.
"Pada saat yang sama, seluruh gambar dihasilkan oleh AI, jadi semuanya palsu, tetapi sering kali bercampur dengan kejadian di dunia nyata. Sebagai contoh, audio yang sedang tren untuk Bombardiro Crocodilo adalah tentang situasi aktual di Gaza."
Dia menambahkan bahwa Brainrot Italia menantang asumsi kita tentang apa yang benar dan apa yang dapat diterima sebagai wacana dengan mengklasifikasikan “hal yang tidak mungkin dengan yang nyata, menciptakan ketidakharmonisan yang tidak masuk akal yang kemudian kita gunakan untuk menghasilkan humor”.
“Meme-meme ini adalah cara kita untuk melawan, untuk mengatakan bahwa kita tidak menerima klasifikasi Anda,” kata Aleksic.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra