tirto.id - Dalam surel perusahaannya, Kamis (2/2/2017) waktu setempat, pendiri Uber Technologies Inc. Travis Kalanick menyatakan mengundurkan diri dari kelompok penasihat bisnis Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
CEO perusahaan taksi itu belakangan ini dikabarkan mendapatkan tekanan berat dari para pegiat, termasuk supir-supir Uber sendiri, yang menentang kebijakan imigrasi pemerintahan Trump. Sebabnya, banyak di antara supir Uber merupakan warga imigran.
"Bergabung dengan kelompok tersebut [tim penasihat Trump] tidak berarti [saya] mendukung presiden [Trump] ataupun agendanya tapi, sayangnya, [banyak] orang mengira seperti itu [Kalanick mendukung Trump dan agendanya]," kata Kalanick melalui surel sebagaimana dilansir dari Antara, Jumat (3/2/2017).
Kalanick sebelumnya berencana menghadiri pertemuan kelompok penasihat bisnis tersebut pada Jumat.
Ia mengungkapkan dirinya telah berbicara singkat dengan Trump soal perintah keimigrasian dan masalah-masalah yang ditimbulkan terhadap masyarakat AS. Pun ia mengatakan kepada Trump bahwa dirinya tidak akan bergabung dengan dewan ekonomi.
Kalanick semakin mengalami tekanan untuk meninggalkan dewan tersebut setelah Trump mengeluarkan perintah eksekutif, yang untuk sementara melarang warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim masuk ke Amerika Serikat.
"Perintah eksekutif itu menyakitkan banyak anggota masyarakat di seluruh Amerika. Keluarga-keluarga terpisah, orang-orang tertahan di luar negeri dan ada ketakutan yang semakin dalam bahwa AS tidak lagi menjadi tempat yang ramah bagi para imigran," tulisnya dalam pesan kepada para karyawan.
Pengunduran diri Kalanick itu kemungkinan akan memberikan tekanan serupa kepada para pemimpin perusahaan, yang dijadwalkan hadir dalam pertemuan dengan Trump pada Jumat.
Sementara itu, pihak General Motors Co mengatakan pemimpinnya akan datang sedangkan Walt Disney Co pada Kamis telah menyatakan bahwa pemimpin mereka tidak akan datang karena akan menghadiri pertemuan dewan direktur, yang sebelumnya sudah lama direncanakan.
Gedung Putih belum memberikan komentar soal perkembangan terakhir itu.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari