tirto.id - Plt Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Robby Kurniawan memperkirakan potensi pergerakan pemudik di Jabodetabek mencapai sebanyak 18,3 juta orang. Angka ini melonjak 54,31 persen dibandingkan 2022 yang hanya mencapai 14,3 juta pemudik.
"Berakhirnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan tidak adanya lagi pembatasan mudik lebaran akan berdampak pada melonjaknya jumlah pemudik," kata Robby di Jakarta, Kamis (13/4/2023)
Robby menuturkan salah satu konsekuensi dari lonjakan jumlah pemudik ini adalah potensi terjadinya penumpukan arus mudik pada satu waktu. Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat yang akan mudik agar memilih waktu dengan bijak untuk menghindari kepadatan volume kendaraan pada waktu yang sama.
Kementerian Perhubungan juga mengimbau masyarakat tidak menggunakan sepeda motor untuk mudik dengan alasan keselamatan. Pemudik bisa menggunakan moda transportasi umum dan moda lainnya yang lebih aman atau mengikuti program Mudik Gratis dari pemerintah dengan menggunakan angkutan umum.
“Kami mengajak semua pihak untuk menyebarluaskan pesan dalam melaksanakan mudik dengan selamat, aman, nyaman, lancar, dan sehat, serta mengajak bersama-sama agar melakukan mudik lebih awal dengan menggunakan transportasi umum massal dibandingkan kendaraan pribadi,” ujar Robby.
Sementara itu, Kasubdit Pendanaan dan Pengawasan Angkutan BPTJ Ghoefron Koerniawan memaparkan kesiapan armada selama masa Angkutan Lebaran 2023 di wilayah Jabodetabek. Total kesiapan armada di sembilan Terminal Tipe A wilayah Jabodetabek (Terminal Pulo Gebang; Kampung Rambutan; Kalideres; Tanjung Priok; Bekasi; Baranangsiang; Jatijajar; Pondok Cabe dan Terminal Poris Plawad) sebanyak 389 Perusahaan Otobus (PO) antar kota antar provinsi (AKAP) dengan jumlah 4.967 unit bus. Sedangkan untuk Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) terdiri dari 37 PO dengan 388 unit bus.
“Setiap armada dilakukan ramp check secara berkala oleh petugas setiap harinya untuk memastikan kelaikan armada. Untuk pengecekan kesehatan awak kendaraan oleh Tim Medis secara berkala dan keamanan oleh BKO TNI-Polri,” jelas Ghoefron dalam paparannya.
"Selain itu, fasilitas ruang tunggu keberangkatan, loket tiket, pengeras suara, kehandalan vending machine, kelistrikan dan pasokan air di terminal harus dipastikan memadai," imbuhnya.
Dari sisi keselamatan, Investigator Senior KNKT Ahmad Wildan menyatakan terdapat 3 kunci keselamatan angkutan lebaran, yaitu kompeten, disiplin, dan jujur. Kompeten maksudnya memastikan semua pengemudi memahami teknologi serta sistem rem kendaraan yang dibawanya.
Sementara Disiplin artinya semua pengemudi melakukan pemeriksaan kendaraan sebelum berangkat, patuhi semua peraturan perusahaan, peraturan lalu lintas dan jangan melanggar batas kecepatan.
“Jujur artinya, jika sakit jangan mengemudi. Jika lelah, istirahat dan jika mengantuk, berhenti mengemudi dan tidur,” tukasnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Gilang Ramadhan