Menuju konten utama

Pemprov DKI: Kita Enggak Punya Hak Deportasi Imigran di Kebon Sirih

Pemprov DKI mengaku tidak punya hak untuk mendeportasi para imigran pencari suaka yang berada di Jalan Kebon Sirih, Jakarta.

Pemprov DKI: Kita Enggak Punya Hak Deportasi Imigran di Kebon Sirih
Para pencari suaka dari berbagai negara di Afrika dan Timur Tengah menanti berada di samping kantor UNHCR Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (8/7/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta Taufan Bakri mengatakan, pihaknya tak bisa melakukan deportasi kepada banyaknya imigran pencari suaka yang sebelumnya menetap di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Kalideres, kini telantar di trotoar depan Kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Menara Ravindo, Kebon Sirih, Jakarta.

Karena, kata Taufan, mau bagaimanapun para imigran memiliki hak mencari suaka di suatu daerah, karena daerah asalnya konflik dan tidak aman.

"Enggak ada [deportasi]. Kalau deportasi kita enggak punya hak. Karena ada hak mereka, ditanya oleh UNHCR, kamu pengungsi karena tidak bisa kembali karena alasan keamanan," katanya saat ditemui di Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (9/7/2010) siang.

Taufan mengatakan, Direktur Bagian Pengungsi Kemenlu telah menghubungi dirinya untuk menangani aspek pengungsian para imigran tersebut.

"Mereka minta bantuan Pemda untuk bisa secara lembut lah, padahal kita sekarang ini penegakan Perda kan enggak boleh sembarangan di taman-taman, di trotoar. Terus kemudian menjadikan jalanan macet. Ini bukan kapasitas saya menginformasikan tapi minimal kita lihat lah di lapangan," jelasnya.

Ia mengaku, Pemprov DKI dimintai bantuan mengenai tempat pengungsian sementara yang layak untuk para imigran.

"Yang sekarang kita lagi cariin di mana bagusnya tempat. Karena di [Dinas] Sosial enggak mungkin ditempatkan di panti-panti, kita karena itu bukan buat pengungsi tapi buat warga kita yang terlantar," katanya.

"Sejauh ini, mereka mungkin dapat bantuan [makanan] dari UNHCR," lanjutnya.

Baca juga artikel terkait IMIGRAN atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno