tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan pemerintah tengah mempersiapkan sejumlah kebijakan fiskal baru untuk 2025, termasuk kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen. Nasib kenaikan PPN rencananya akan diumumkan pekan depan.
“Kan tahun ini kan ada PPNBM untuk otomotif dan PPN untuk perumahan. Nah ini lagi dimatangkan. Seminggu lagi akan kami umumkan kebijakan ini untuk tahun depan,” ujar Airlangga saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (4/12/2024).
Airlangga mengaku, pembahasan PPN masih dalam tahap simulasi dengan kementerian terkait.
“Kita akan lihat, disimulasi, akan segera disimulasi dengan kementerian terkait,” ujarnya.
Dia pun juga menyatakan bahwa pemerintah juga sedang meninjau insentif untuk industri padat karya. Termasuk revitalisasi permesinan, guna meningkatkan daya saing industri lokal.
“Insentif ini agar industri padat karya itu mempunyai daya saing. Karena kalau dia tidak berdaya saing tentu akan kalah dengan industri yang baru berinvestasi,” jelas Airlangga.
Mengenai investasi, Airlangga menyoroti potensi pada beberapa sektor, yakni sektor farmasi, makanan-minuman, serta pengembangan teknologi seperti carbon capture and storage.
“Ada perusahaan makanan dan minuman yang akan meresmikan pabriknya, seperti Pepsi, yang memproduksi makanan ringan. Nilainya sekitar Rp200 an (miliar),” ujarnya.
Pemerintah, katanya, tetap memantau kebijakan global seperti pajak minimum global yang dapat berdampak pada insentif investasi di Indonesia. Misalnya, dia tak ingin perusahaan multinasional yang mendapat tax holiday di Indonesia justru dipajaki oleh negaranya.
Airlangga pun menyinggung soal daya beli masyarakat yang kian tergerus. Hal itu katanya sudah diatasi dengan mengadakan program bantuan sosial (bansos).
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Anggun P Situmorang