tirto.id - Kementerian Keuangan menargetkan aktivitas investasi Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) Indonesia sudah dapat dimulai antara kuartal I (Q1) maupun Q2 2020. Lembaga yang juga diberi nama Nusantara Investment Authority (NIA) ini diharapkan sudah bisa mengelola dana yang diterima dari para investor pada 2021.
“Kegiatan investasi Q1-Q2 kami harap sudah ada kegiatannya. Semakin cepat semakin baik kami hara pada aliran dana masuk untuk investasi di Indonesia,” ucap Direktur Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kemenkeu Isa Rachmatarwata dalam Bincang Bareng DJKN, Jumat (18/12/2020).
Isa menjelaskan sebelum aktivitas investasi berjalan, pemerintah memastikan kalau proses kegiatan internal di awal berdirinya lembaga ini sudah rampung lebih dulu. Misalnya Standar Operasional dan Prosedur (SOP) maupun standar berikut peraturan-peraturan tingkat direksi. Ke semua kegiatan ini diharapkan bisa beres selekas-lekasnya pada Q1 2020.
Pada Desember 2020 ini, Kemenkeu juga telah membuka pendaftaran bagi calon dewan pengawas LPI di bidang profesional. Sebanyak tiga orang akan dipilih melalui panitia seleksi yang terdiri dari Menteri BUMN, Menteri Keuangan dan sejumlah tokoh lain seperti Suahasil Nazara, Kartika Wirjoatmodjo, dan Muhamad Chatib Basri.
Usai struktur dewan pengawas lengkap 5 orang, mereka akan segera menentukan dewan direksi dan dewan penasihat. Nantinya dewan direksi bakal menjalankan operasional perusahaan dan bisa dibantu dewan penasihat untuk memberikan saran-masukan mengenai mana investasi mana saja yang perlu dilakukan.
Soal tahap awal aktivitas LPI, Isa bilang umumnya prioritas akan diarahkan pada proyek infrastruktur. Ia mencontohkan jalan tol, bandara, sampai pelabuhan.
“Sudah banyak dibicarakan saat ini bersama calon mitra investor. Mana duluan? Kami lihat dulu siapnya yang mana,” ucap Isa.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz