Menuju konten utama

Pemerintah Mulai Pembersihan & Rekonstruksi Rumah Korban Gempa Palu

Proses pembersihan kota dilakukan menggunakan alat berat dengan fokus utama selain di Balaroa, Petobo, runtuhan hotel-hotel dan Pantai Talise.

Pemerintah Mulai Pembersihan & Rekonstruksi Rumah Korban Gempa Palu
Tim penyelamat dari Manggala Agni mencari korban gempa dan tsunami di kawasan Kampung Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10/2018). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) sudah mulai melakukan pembersihan di Kota Palu, Sulawesi Tengah usai gempa dan tsunami yang menerjang kota tersebut pada Jumat (28/9/2018).

"Alat berat kami sudah masuk yakni 6 unit di Petobo dan 4 unit di Balaroa termasuk 1 excavator dengan stone breaker dan akan kita tambah lagi mengingat luasnya wilayah terdampak. Diperkirakan banyak korban jiwa akibat likuifaksi," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan pers yang diterima Rabu (3/10/2018).

Ada 1 unit loader di Balaroa, 4 unit dump truck yang ditempatkan 2 unit di Petobo dan 2 unit di Balaroa, dengan tambahan 2 excavator dari Makassar.

Proses pembersihan kota dilakukan menggunakan alat berat dengan fokus utama selain di Balaroa, Petobo, runtuhan hotel-hotel dan Pantai Talise.

Kementerian PUPR dengan memobilisasi 3 unit excavator, 5 loader, 4 dump truck, 1 grader, termasuk di Loli (Ruas Palu-Donggala). Ditargetkan pembersihan kota akan selesai dalam waktu 2 minggu atau pertengahan Oktober 2018.

Pemerintah melalui Kementerian PUPR menyatakan siap untuk membangun fasilitas serta merehabilitasi dan merekonstruksi rumah korban gempa yang rusak akibat likuifikasi (pergerakan tanah) dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Basuki mengatakan untuk kondisi gempa di Palu dan Donggala relatif berbeda dengan rumah rusak akibat gempa bumi dimana masih banyak material yang bisa digunakan kembali dan dibangun oleh masyarakat dibantu Pemerintah.

Sementara material rumah rusak akibat likuifaksi (pergerakan tanah) dan tsunami sudah hancur dan sudah hilang semuanya sehingga rekonstruksinya akan dikerjakan oleh Pemerintah.

Selain itu, Menteri Basuki mengatakan jatuhnya korban jiwa tidak hanya diakibatkan oleh gempa bumi dan tsunami namun juga kejadian likuifikasi atau pergerakan tanah yang terjadi di Petobo dan Balaroa.

Sebagaimana diwartakan, Kementerian PUPR meminta para kontraktor membantu penyediaaan alat berat dalam rangka penanganan dampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

"Untuk evakuasi ada beberapa daerah yang belum bisa diangkat mayat korban dan butuh bantuan peralatan berat," kata Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarief Burhanuddin dalam acara Seminar Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) di Jakarta, Selasa (2/10).

Menurut Sjarief, saat ini baru ada sejumlah kontraktor seperti Adhikarya, Bumi Karsa dan beberapa kontraktor lainnya yang dapat menyediakan sejumlah alat berat untuk evakuasi dalam pencarian korban di antara reruntuhan akibat gempa dan tsunami yang melanda daerah tersebut.

Baca juga artikel terkait GEMPA PALU DAN DONGGALA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra