Menuju konten utama

Citra Satelit Tampilkan 5.000 Bangunan Rusak Akibat Gempa Palu

Dari total 5.146 bangunan rusak yg terdata, 1.045 bangunan terdapat di Perumnas Balaroa yang amblas akibat gempa.

Citra Satelit Tampilkan 5.000 Bangunan Rusak Akibat Gempa Palu
Citra satelit pesisir kota Palu yang berdekatan dengan Jembatan Kuning setelah diguncang gempa dan tsunami pada Senin, (1/10/18). FOTO/Digital Globe (USA) dan The Netherlands

tirto.id - Tim gabungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Asian Institute of Technology (AIT) Thailand berhasil menghitung lebih dari 5.000 bangunan rusak akibat gempa yang terjadi di Palu dan Donggala.

Menurut keterangan pers LAPAN yang dirilis pada Rabu (3/10/2018), jumlah tersebut baru dari sebagian wilayah yang terpotret citra satelit.

Data satelit yang digunakan adalah Satelit Pleiades tanggal 6 Juli 2018 (sebelum gempa) yang diterima oleh Stasiun Bumi LAPAN di Parepare dan tanggal 30 September 2018 (setelah gempa) yang diterima oleh Internasional Disaster Charter.

Metode yang digunakan adalah interpretasi visual dengan membandingkan data citra satelit sebelum dan sesudah gempa. Hasil perhitungan menunjukkan 418 bangunan di Kabupaten Donggala, dan 2.403 bangunan di Palu. Sedangkan yang kemungkinan rusak adalah 315 di Donggala dan 2.010 di Palu.

Data kerusakan kemungkinan lebih banyak lagi karena belum seluruh wilayah dampak gempa terpotret dari citra satelit. Dari total 5.146 bangunan rusak yg terdata, 1.045 bangunan terdapat di Perumnas Balaroa yang amblas dengan luasan sekitar 47.8 Ha.

Tim gabungan masih terus bekerja dengan data-data satelit lainnya dan terus berkomunikasi dengan komunitas internasional disaster charter.

Citra satelit ini dibutuhkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menyisir titik-titik terparah terdampak gempa 7,4 Skala Richter (SR) dan tsunami di Donggala dan Kota Palu.

Sebab, BNPB kesulitan menembus titik-titik bencana untuk menjangkau korban karena rusaknya akses jalan akibat gempa dan tsunami. Selain itu, ketiadaan listrik dan layanan telekomunikasi juga mempersulit upaya penyelamatan dan pemetaan dampak bencana.

Kepala Lapan Thomas Djamaluddin, mengatakan sesuai permintaan BNPB, pihaknya akan terus memperbarui informasi titik-titik terdampak bencana gempa dan tsunami Sulawesi Tengah (Sulteng) sesuai perolehan citra satelit.

Masyarakat, menurut dia, juga dapat mengikuti informasi citra satelit untuk daerah terdampak gempa dan tsunami di situs pusfatja.lapan.go.id/index.php/tanggapbencana.

Baca juga artikel terkait GEMPA PALU DAN DONGGALA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra