tirto.id - Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati angka asumsi makro ekonomi untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023. Pertumbuhan ekonomi dipertahankan di 5,3 persen sesuai dengan diajukan dalam nota keuangan Agustus 2022.
"Kita sudah setuju dan bersepakat tentang asumsi makro ekonomi untuk 2023," kata Pimpinan Rapat Komisi XI Kahar Muzakir dalam Rapat Kerja dengan Pemerintah, BI, OJK dan LPS, dikutip Jumat (2/9/2022).
Sementara perubahan asumsi terjadi pada inflasi dari sebelumnya 3,3 persen dalam nota keuangan, menjadi 3,6 persen. Sementara itu, nilai tukar Rupiah juga diubah menjadi Rp14.800 dari asumsi sebesar Rp14.750.
Kemudian untuk suku bunga SBN 10 tahun disesuaikan menjadi 7,9 persen. Sebelumnya, dalam nota keuangan pemerintah mengajukan 7,85 persen.
Selain itu, pemerintah bersama DPR juga sepakati sasaran pembangunan untuk tingkat pengangguran terbuka 5,3 persen - 6,0 persen dan tingkat kemiskinan:l 7,5 persen - 8,5 persen.
Selanjutnya gini rasio ditetapkan 0,375 - 0,378 dan indeks pembangunan manusia 73,31 - 73,49.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 berada di 5,3 persen. Pertumbuhan itu lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan tahun ini yang dipatok sebesar 5,2 persen
"Maka asumsi dasar ekonomi makro sebagai landasan penyusunan RAPBN 2023 pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan sebesar 5,3 persen. Kita akan berupaya maksimal dalam menjaga keberlanjutan penguatan ekonomi nasional," kata Jokowi dalam Nota Keuangan RAPBN 2023 di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (16/8/2022)
Jokowi mengatakan ekspansi produksi yang konsisten akan terus didorong untuk membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Berbagai sumber pertumbuhan baru juga harus segera diwujudkan.
Sementara itu, pada RAPBN tahun depan inflasi akan tetap dijaga pada kisaran 3,3 persen. Kebijakan APBN, kata Jokowi, akan tetap diarahkan untuk mengantisipasi tekanan inflasi dari eksternal, terutama inflasi energi dan pangan.
"Asumsi inflasi pada level ini juga menggambarkan keberlanjutan pemulihan sisi permintaan, terutama akibat perbaikan daya beli masyarakat," ujarnya.
Sedangkan rata-rata nilai tukar Rupiah diperkirakan bergerak di sekitar Rp14.750 per dolar AS dan rata-rata suku bunga Surat Utang Negara 10 tahun diprediksi pada level 7,85 persen.
Selanjutnya, harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan akan berkisar pada 90 dolar AS per barel.Di sisi lain, lifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 660 ribu barel per hari dan 1,05 juta barel setara minyak per hari.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin