tirto.id - Rapat koordinasi harga pangan di Jakarta, Selasa (24/5/2016) memutuskan bahwa Kementerian Perdagangan dan Bulog akan melakukan impor bahan makanan untuk melakukan stabilisasi harga pangan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan untuk menjaga stabilitas harga itu pemerintah perlu menambah pasokan bahan makanan dengan melakukan impor.
"Kita tugaskan BUMN untuk melakukan impor agar harganya bisa ditekan turun, khususnya menghadapi bulan puasa dan Lebaran," kata Darmin seusai memimpin rapat koordinasi pangan.
Rapat juga memutuskan bahwa pemerintah mengupayakan harga daging berada pada harga Rp80.000-Rp85.000 per kilogram dan harga gula tidak melebihi Rp12.500 per kilogram sampai dengan bulan Ramadan.
Darmin mengakui saat ini harga bahan makanan seperti daging sapi dan bawang merah hingga sedang mengalami kenaikan sampai akhir Mei 2016, meskipun ada harga komoditas yang sedang menurun seperti beras maupun cabai karena sedang memasuki masa panen.
Kendati demikian, Darmin menilai, untuk menjaga pasokan dan upaya stabilisasi harga, pemerintah perlu melakukan impor agar tidak ada kelangkaan bahan makanan. Hal itu, kata Darmin, untuk mencegah timbulnya keresahan masyarakat dan harga yang melambung terlalu tinggi.
"Kita sebetulnya kalau untuk menjaga harga sudah memiliki kebijakan berapa yang perlu diimpor. BUMN sudah ada yang ditugaskan untuk melakukan impor, walaupun swasta bisa juga melakukan impor," ujar Darmin.
Sementara itu Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto menambahkan kemungkinan impor bahan pangan akan dilakukan karena harga komoditas tertentu di tingkat eceran sedang mengalami kenaikan. Hal ini diduga akibat pasokan yang terbatas.
"Masalahnya harga masih tinggi, kalau suplai ada tapi harga masih tinggi, berarti ada yang tidak pas. Misalnya harga bawang sudah Rp40 ribu, ini berarti ada yang mempermainkan karena seharusnya harga tidak segitu," ujarnya.
Menurut Panggah, menjaga kebutuhan permintaan dan penawaran bahan makanan harus dilakukan agar harga-harga pangan tidak berfluktuasi terlalu tinggi, terutama menjelang puasa dan Lebaran.
"Kalau harga terlalu tinggi pasti ada impor untuk semua komoditas, kesimpulannya begitu," ujarnya.