Menuju konten utama

Pelemahan Rupiah Belum Berdampak Pada Harga Bahan Pokok di Jakarta

Di beberapa pasar tradisional di Jakarta, harga masih terbilang normal dan cenderung stabil di tengah menguatnya dolar terhadap rupiah.

Pelemahan Rupiah Belum Berdampak Pada Harga Bahan Pokok di Jakarta
Ilustrasi Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

tirto.id - Melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam sepekan terakhir tidak banyak berdampak pada aktivitas harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat. Di beberapa pasar tradisional di Jakarta, harga masih terbilang normal dan cenderung stabil.

Misalnya di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, harga komoditas sembako seperti beras, minyak goreng, gula pasir, garam, telur dan daging tidak mengalami kenaikan harga. Beberapa dia ntaranya bahkan mengalami penurunan,

Farida, salah satu penjual, mengaku harga bahan bumbu dapur seperti bawang merah dan bawang putih mengalami penurunan. Harga beli bawang putih yang biasanya Rp23-28 ribu/kg turun menjadi Rp15-20 ribu/kg.

Harga beli bawang merah yang tadinya Rp30 ribu/kg kini berkurang menjadi Rp15 ribu/kg. Bahkan jenis bawang tunggal, bawang putih impor asal Taiwan mengalami penurunan harga 50 persen, dari kisaran harga Rp200 ribu/kg kini menjadi Rp90-100 ribu/kg.

"Belum ada kabar naik sih, malah ini harga pada turun," katanya.

Herman, salah satu pedagang daging juga mengaku harga daging sapi masih dipatok di kisaran harga biasa yaitu Rp100-120 ribu/kg. Tingkat penjualan dagingnya pun tidak banyak berubah pada bulan Agustus ini. Justru, kata Herman, lapaknya sudah sekitar sebulan sepi "musiman" Idul Adha.

"Setiap tahun memang waktu-waktu Lebaran Haji sepi pasar, mas," kata Herman di lapak jualannya, Rabu (5/9/2018) pagi tadi.

Hal serupa juga terjadi di Pasar Induk Sentra Beras Cipinang, Jakarta Timur. Reporter Tirto tidak mendapatkan bukti efek pelemahan rupiah terhadap harga beras di sana.

Tri, salah satu penjual, menjelaskan harga beras kualitas medium memang sedang dalam tren penaikan, tapi itu sudah terjadi cukup lama. Sejak bulan lalu, harga beras kualitas medium memang naik dari Rp8000-8200/kg menjadi Rp8800-9000/kg.

Penaikan harga itu juga bukan karena nilai mata uang yang melemah, melainkan karena bahan gabahnya sedang menipis.

"Kalo yang belanja berasnya sebulan sekali pasti kaget, karena yang dibutuhkan masyarakat rata-rata beras medium," katanya.

Di dua pasar tradisional di Jakarta Pusat, Pasar Rawasari dan Pasar Paseban, juga tidak ditemukan perubahan harga yang drastis baru-baru ini. Harga ayam potong masih di kisaran Rp35-38 ribu/ekor, telur ayam Rp22-24 ribu/kg, minyak goreng Rp10-12 ribu/kg, dan gula pasir Rp12-14 ribu/kg. Kondisi kedua pasar tersebut juga cenderung sepi sehabis Idul Adha.

Ros, salah satu pembeli di Pasar Paseban, mengaku pemberitaan melemahnya nilai mata uang di media tidak berdampak sama sekali dengan kelangsungan belanjanya sehari-hari. Ros mengaku tidak begitu memikirkan kondisi rupiah saat ini asalkan harga kebutuhan pokok terjangkau.

"Sama aja kayak biasa, enggak ada yang naik malah pada turun deh perasaan," jawabnya.

Baca juga artikel terkait NILAI RUPIAH atau tulisan lainnya dari Jofie Dwana Bakti

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Jofie Dwana Bakti
Penulis: Jofie Dwana Bakti
Editor: Yantina Debora