tirto.id - Sejumlah siswa SMA dan SMK di Jakarta berorasi menyampaikan aspirasi terkair persoalan lingkungan di depan Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (24/5/2019).
Salah satunya, Rudi (17), merupakan pelajar SMK di Jakarta. Ia dan kawan-kawannya memutuskan untuk membentuk gerakan bersama lewat sosial media untuk menyuarakan perubakan iklim di Jakatar berupa kualitas udara yang menurun.
"Kalau saya bergerak sendiri, susah. Jadi di sini, saya menyatukan pemikiran bersama teman-teman saya," kata Rudi saat ditemui di depan Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (24/5/2019).
Rudi, bersama teman-temannya, mengatakan terinspirasi oleh Gretha Thunberg (16), pemuda dari Swedia yang gusar melihat lambannya para orang tua dan pemimpin dunia beraksi mencegah bencana perubahan iklim.
Ia juga menjelaskan gerakan sosial ini baru terbentuk, sehingga aksi kali ini dilakukan di tempat yang sama seperti pada 15 Maret lalu.
Peserta aksi lain, Reza Maulana (19) memaparkan, ada tiga tuntutan aksi ini.
"Kita itu [perlu] mendeklarasikan darurat iklim. Yang kedua, memasukkan krisis ekologi ke kurikulum. Yang ketiga, kita ingin Indonesia menggunakan energi yang terbarukan," ujar dia.
Reza menyampaikan, mereka sebenarnya juga mau menyampaikan aspirasinya ke pemerintahan pusat.
Namun berhubung mereka tinggal di Jakarta, langkah pertama yang mereka mendesak Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, agar bisa mendorong dimasukkannya pemahaman soal krisis ekologi ke kurikulum anak-anak sekolah.
"Jakarta sebagai penyumbang polusi udara, dan kami prihatin juga melihat itu. Nah, kami ingin pemerintah DKI Jakarta menanggapi dengan serius krisis lingkungan yang ada," ujar Reza.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Zakki Amali