Menuju konten utama

PDIP: Kami Cinta Polri, Tapi Kenapa Pembakaran Bendera Tak Tuntas

Politikus Arteria Dahlan mengungkit kasus pembakaran bendera PDIP yang belum tuntas penyelidikannya.

PDIP: Kami Cinta Polri, Tapi Kenapa Pembakaran Bendera Tak Tuntas
Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan. Antara/ Destyan Sujarwoko

tirto.id - Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDIP, Arteria Dahlan, mengaku kecewa dengan kinerja Polri di beberapa sektor, khususnya di level jajaran bawah. Salah satunya belum tuntasnya kasus pembakaran bendera PDIP di depan gedung DPR RI pada 26 Juni lalu.

Arteria mengeluhkan penanganan kasus itu saat Komisi III DPR RI rapat kerja dengan Wakil Kepala Polri Komjen Gatot Edy Pramono, pada Senin (14/9/2020).

Awalnya, Arteria mengatakan partainya, PDIP, selalu mendukung setiap politik anggaran, kebijakan, dan kinerja-kinerja Polri. Kata dia, PDIP selalu paham bahwa Polri memiliki tugas yang banyak dan multisektor.

"Anggarannya dikatakan begitu meroket, kami pasang badan untuk itu, pak. PDIP yang selalu pasang badan untuk itu. Mudah-mudahan nanti bisa terefleksikan karena kami. Begitu cintanya kami kepada Polri," kata Arteria.

Di balik itu, Arteria tetap kecewan dengan kinerja Polri yang kurang responsif. Kata dia, yang kurang responsif itu bukan Kapolri Idham Aziz, Kepala Bareskrim Listyo Sigit, Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri, atau Kepala Baharkam Agus Andrianto, melainkan di level tataran bawah.

"Tapi yang di bawah-bawah ini agak susah, pak. Saya kasih contoh waktu pembakaran bendera. Di depan [DPR RI] ada pembakaran bendera PDIP. Kapolres Jakarta Pusat-nya enggak tahu ada apa. Kapolda Metro-nya enggak tahu, pak, abis itu ngoceh apa. Kemudian akan dikabarin sampai sekarang tidak dikabarkan," katanya kecewa.

Pembakaran bendera partai berlambang banteng moncong putih terjadi saat massa penolak RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) berdemo di depan DPR RI.

Baca juga artikel terkait PDIP atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Hukum
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Zakki Amali