Menuju konten utama

PDIP: Kami Berikan Privilege ke Jokowi, tapi Malah Ditinggalkan

Sekjen PDI Perjuangan mengatakan pihaknya mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan.

PDIP: Kami Berikan Privilege ke Jokowi, tapi Malah Ditinggalkan
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (tengah) bersama Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka (kiri) dan Ketua Bidang Kehormatan PDI Perjuangan Komarudin Watubun (kanan) memberikan keterangan pers usai mengelar pertemuan tertutup di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Senin (22/5/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.

tirto.id - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengungkapkan, suasana kesedihan dan kekecewaan partainya usai manuver putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka yang memilih berpasangan dengan calon presiden Prabowo Subianto dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Hasto menyebut banyak jajaran anak ranting dan ranting PDIP sebagai struktur partai paling bawah bahkan tidak percaya bahwa hal ini bisa terjadi.

"Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan," kata Hasto dalam pernyataannya, Minggu (29/10/2023).

Dia mengungkapkan seluruh simpatisan, anggota dan kader partai sepertinya belum selesai rasa lelahnya setelah berturut-turut bekerja dari lima Pilkada dan dua Pilpres. Namun, belakangan situasi dan dinamika politik terjadi merubah semuanya.

"Pada awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi," ucap dia

Ia mengatakan, pada awalnya PDIP memilih diam. Namun, apa apa yang disampaikan Butet Kartaredjasa, Goenawan Mohamad, Eep Syaifullah, Hamid Awaludin, Airlangga Pribadi, ahli hukum tata negara, tokoh pro demokrasi dan gerakan civil society, akhirnya membuat PDIP berani menyuarakan juga.

Pencalonan Gibran Rakabuming Raka selaku putra presiden Jokowi, kata Hasto adalah pembangkangan politik, konstitusi, dan rakyat Indonesia. Menurutnya, hal itu dilakukan dengan merekayasa hukum di Mahkamah Konstitusi (MK).

"Saya sendiri menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf-nya dipegang. Ada yang mengatakan life time saya hanya harian; lalu ada yang mengatakan kerasnya tekanan kekuasaan," kata Hasto.

Dia pun berharap agar awan gelap demokrasi ini segera berlalu. "Dan rakyat Indonesia sudah paham, siapa meninggalkan siapa demi ambisi kekuasaan itu," pungkas dia.

Sebelumnya, Gibran Rakabuming Raka resmi diumumkan sebagai bakal calon wakil presiden Prabowo di Pilpres 2024. Keputusan ini sudah final berdasar hasil konsensus ketua umum parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM).

"Secara final dan konsensus, sepakat mengusung Prabowo sebagai capres dan saudara Gibran menjadi calon wakil presiden dari Indonesia maju," ucap Prabowo di kediamannya, Kertanegara, Jakarta Selatan, Minggu (22/10/2023).

Prabowo mengatakan dirinya bersama Gibran akan mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 25 Oktober 2023.

"Saya kira itu pengumuman yang sudah ditunggu-tunggu, dan ini yang disampaikan ke masyarakat umum, tanggal 25 akan daftar di KPU," kata Prabowo.

Baca juga artikel terkait SEKJEN PDIP HASTO KRISTIYANTO atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Politik
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Reja Hidayat