tirto.id - Wakil Sekretaris Jenderal PBB Urusan Kemanusiaan yang juga sekaligus Koordinator Bantuan Darurat PBB, Stephen O'Brien menginginkan akses aman, rutin dan berkelanjutan untuk membuka akses pemberian bantuan kemanusiaan di Aleppo.
Untuk itu, O'Brien mengusulkan agar pertempuran yang tengah terjadi di daerah Suriah Utara tersebut dihentikan selama 48 jam, sehingga seperempat juta orang yang terjebak di belakang dari depan bisa dijangkau.
"Situasi buat orang yang terperangkap di Aleppo Timur tetap menjadi keprihatinan terbesar," kata O'Brien pada Kamis (28/7) di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan di Markas Besar PBB, New York.
Laporan media menyatakan Rusia telah mengusulkan pembuatan beberapa jalur yang disebut koridor ke luar yang akan memungkinkan pembagian makanan, serta penyediaan kesempatan bagi warga sipil untuk meninggalkan kota itu.
Rusia dan Pemerintah Suriah memulai operasi kemanusiaan berskala luas untuk menyediakan bantuan untuk penduduk Aleppo, kata Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Kamis (28/7).
"Penting bahwa keamanan setiap koridor semacam itu dijamin oleh semua pihak dan orang bisa memanfaatkannya secara sukarela," kata O'Brien, sebagaimana dikutip Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi.
Usul PBB bagi jeda kemanusiaan selama 48 jam itu untuk memungkinkan operasi lintas-perbatasan dan sebagai lintas-jalur yang diperlukan untuk bantuan kemanusiaan.
"Tak seorang pun bisa dipaksakan menyelamatkan diri, oleh setiap jalur khusus atau lokasi tertentu. Perlindungan harus dijamin buat semua orang sesuai dengan prinsip kenetralan dan tidak memihak." katanya.
"Ini (adalah) untuk menjamin bahwa kami bisa melihat buat diri kita situasi menyedihkan orang-orang, menilai keperluan mereka, menyesuaikan diri dengan tekanan logistik dan membantu orang-orang di mana mereka berada sekarang dengan keperluan perlindungan dan penyelamat nyawa mereka."
Sejak operasi bantuan diluncurkan pada Februari tahun ini, 16 dari 18 daerah terkepung telah menerima bantuan penyelamat nyawa, walaupun Arbin dan Zamalka, yang berada di pedesaan Damaskus belum bisa dijangkau.
Penulis: Rima Suliastini
Editor: Rima Suliastini