Menuju konten utama

Pasien COVID-19 di RSD Wisma Atlet Bertambah 1.116 dalam Sehari

Pada Rabu (6/1/2021) tercatat penambahan 1.116 pasien baru COVID-19 di RSD Wisma Atlet sehingga total menjadi 3.928 pasien.

Pasien COVID-19 di RSD Wisma Atlet Bertambah 1.116 dalam Sehari
Papan informasi jumlah kasus COVID-19 Kecamatan Tanjung Priok dengan instalasi replika peti mati terpasang di kawasan Danau Sunter, Jakarta, Senin (23/11/2020). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.

tirto.id - Pasien COVID-19 terus berdatangan ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran Jakarta. Pada Rabu (6/1/2021) tercatat penambahan 1.116 pasien baru sehingga total menjadi 3.928 pasien.

Kepala Penerangan Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian mengatakan dari 3.928 pasien itu, 2.102 orang adalah pria dan 1.826 adalah wanita. Mereka dirawat di tower 4, tower 5, tower 6, dan tower 7 Wisma Atlet, Jakarta.

Dengan penambahan ini, sejak pertama kali dibuka, total sudah ada 42.473 pasien yang terdaftar. Sebanyak 18 orang meninggal, 557 orang dirujuk ke rumah sakit lain, dan 37.970 orang sisanya dinyatakan sembuh.

Pasien positif COVID-19 yang dirawat di hotel juga terus bertambah. Hari ini, total ada 4.175 yang dirawat di hotel, bertambah 766 orang dari sebelumnya yakni 3.409 orang.

Sebanyak 271 orang di Novotel Tangerang, 236 orang di Harris Vertu Yellow, 18 orang di Hotel Mercure Batavia, 159 orang di Novotel GM, 186 orang di Mercure Kemayoran.

Satgas COVID-19 juga mencatat keterisian ICU dan tempat tidur RS di beberapa daerah sudah melewati batas aman. Ia mengatakan, kondisi RS dan ICU dan isolasi sudah semakin penuh seusai liburan panjang Natal dan Tahun Baru.

"Jika dilihat pada tren perkembangannya, keterisian ruang ICU dan isolasi secara nasional semakin meningkat dan mengkhawatirkan. Di beberapa daerah keterisian tempat tidur per 2 Januari, sudah melebihi 70%," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito dari Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/1/2021).

Satgas mencatat tingkat keterisian tempat tidur yang sudah di atas batas 70 persen antara lain provinsi DKI Jakarta 84,74%, Banten 84,52%, DI Yogyakarta 83,36%, Jawa Barat 79,77%, Sulawesi Barat 79,31%, Jawa Timur 78,41%, Jawa Tengah 76,27%, Sulawesi Selatan 72,40% dan Sulawesi Tengah 70,59%. Hal ini, menurut Wiku, seharusnya menjadi peringatan bagi semua pihak.

Menilik dari jumlah penambahan kasus per minggu terus naik. Dari 48.434 kasus per minggu di Desember 2020 menjadi 51.986 kasus per minggu di Januari 2020.

Pemerintah resmi memberlakukan kembali pembatasan aktivitas sosial masyarakat di Pulau Jawa dan Bali. Keputusan ini diambil dengan pertimbangan untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Pembatasan ini bakal dilakukan tanggal 11 Januari-25 Januari 2020 dan akan dievaluasi setiap habis masa berlakunya.

“Seperti yang dilakukan di 39 negara yang telah melakukan vaksinasi sehingga tentu dipandang perlu untuk melakukan pengendalian kasus COVID-19 melalui kegiatan pembatasan berbagai aktivitas di masyarakat,” ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat terbatas di Istana Negara, Rabu (6/1/2021).

Airlangga mengatakan pemerintah saat ini sudah mengantongi beberapa nama wilayah yang bakal menerapkan pembatasan sosial. Di DKI Jakarta, pembatasan berlaku bagi seluruh wilayah ibukota.

Di Jawa Barat, pembatasan diberlakukan di Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi. Lalu Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cimahi.

Di Banten meliputi Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangsel dan Tangerang Raya.

Di Jawa Tengah mencakup Semarang Raya, Solo Raya dan Banyumas Raya. Di Daerah Istimewa Yoygakarta meliputi Gunung Kidul, Sleman dan KulonProgo.

Di Jawa Timur meliputi Kota Malang Raya dan Surabaya Raya. Sementara di Bali berlaku bagi Denpasar dan Kabupaten Badung.

Baca juga artikel terkait RS DARURAT WISMA ATLET atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Maya Saputri