Menuju konten utama

Pascaamnesti Pajak, Bisnis Properti Jadi Incaran Investasi

Sektor properti Indonesia dipercaya akan semakin menggeliat setelah diberlakukannya regulasi amnesti pajak. Sebab, orang-orang yang mendapatkan keuntungan dari amnesti pajak akan membelanjakan uangnya ke produk properti.

Pascaamnesti Pajak, Bisnis Properti Jadi Incaran Investasi
Pameran properti di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jum'at, (19/8) dalam upaya merealisasikan target Sejuta Rumah. TIRTO/Andrey Gromico.

tirto.id - Sektor properti dinilai akan menjadi incaran investasi pascaamnesti pajak melalui dana repatriasi yang ditanamkan investor sebagai modalnya pada sektor ini, demikian disampaikan Direktur Savills Indonesia, Anton Sitorus di Jakarta, Minggu (21/8/2016).

Meski tak secara langsung memengaruhi bisnis properti, menurut Anton, likuiditas sektor properti Indonesia dipercaya bakal bertambah karena orang-orang yang mendapatkan keuntungan dari amnesti pajak akan membelanjakan uangnya ke produk properti.

"Inilah momentum terbaik mengambil keputusan untuk membeli. Sektor properti akan menggeliat pasca berlakunya regulasi amnesti pajak," katanya.

Ia juga menilai amnesti pajak menjadi suplemen baru bagi sektor properti setelah Bank Indonesia melonggarkan kebijakan ketentuan rasio kredit terhadap nilai agunan, Loan to Value (LTV) untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan rasio kredit terhadap pendanaan, Loan to Financing Ratio (LFR).

"Bisa saja mereka memborong properti tertentu seperti apartemen atau juga landed house dengan motif investasi. Pengembang juga akan mendapatkan dana konstruksi dari dana luar yang masuk ke Indonesia. Dari situ, proyek-proyek properti baru bisa lahir dan properti Indonesia kembali bergairah,” ujarnya.

Masuknya dana segar ke dalam negeri, lanjut Anton, tentu akan menggairahkan minat investasi. Penyerapan tenaga kerja di sektor riil akan meningkat.

Permintaan atas properti, tambah dia, tentunya memberikan efek ganda karena konsumsi semen, baja, atau alat bangunan dan alat rumah tangga lainnya akan meningkat.

"Dampaknya dimulai dari properti, akan berkesinambungan secara signifikan ke sektor lain,” katanya.

Dihubungi terpisah, Direktur Utama PT Pikko Land Development Tbk, Nio Yantony, mengimbau masyarakat untuk melihat peluang menarik ini.

"Kami akan menjadi bagian dalam momentum ini dengan mengembangkan produk bermutu tinggi. Salah satunya adalah proyek Signature Park Grande yang berlokasi di Central Business District MT. Haryono, Jakarta Timur," katanya.

Apartemen Signature Park Grande merupakan kawasan pengembangan terintegrasi yang terdiri dengan dua menara yaitu The Light (19 lantai) dan Green Signature (20 lantai) dengan total 2.500 unit bersertifikat strata title.

Di lahan seluas 4,4 hektare juga dibangun pusat bisnis dan komersial tiga lantai (business & commercial center seperti restoran Alfresco serta lifestyle center) yang dilengkapi berbagai fasilitas berkelas.

"Rencana serahterima unit kepada konsumen maupun investor mulai Desember 2016 untuk menara The Light dan Green Signature mulai Juni 2017. Sedangkan realisasikan penutupan atap akhir [topping off] telah dilaksanakan pada akhir 2015," katanya.

Apartemen The Light dan Green Signature yang dikembangankan PT KSO Fortuna Indonesia, konsorsium anak usaha PT Pikko Land Development Tbk dengan PJM Group ini, memiliki tiga tipe unit kamar dan dipasarkan dengan harga kompetitif mulai Rp 700-jutaan hingga Rp1,6 miliar.

Untuk pusat bisnis dan komersial, dipasarkan pada kisaran harga Rp3,3 hingga Rp6,7 miliar untuk luas 44 sampai 90 meter persegi.

Imbal Hasil Sebelumnya, pakar dan pengamat properti Panangian Simanungkalit, menyebutkan bahwa berinvestasi di properti, khususnya apartemen bagi investor mendapatkan keuntungan ganda.

Pertama, kenaikan dari selisih harga beli dan jual (capital gain). Dalam jangka waktu dua atau tiga tahun kemudian, harga properti dipastikan naik secara signifikan. Semakin lama unit dijual semakin mahal pula harganya. Hebatnya, harga properti belum pernah mengalami penurunan harga. Jika pun terjadi kondisi luar biasa, harga properti akan kembali stabil.

Kedua, penghasilan tambahan berkala (yield). Keuntungan dari nilai sewa berkala (per bulan atau tahun). Jika unit properti di-upgrade dengan fasilitas yang lebih modern dan selalu dirawat, perolehan yield pun pasti lebih tinggi.

"Rata-rata imbal hasil [return] investasi properti berkisar 7 -14 persen per tahun bergantung pada jenis propertinya. Pendapatan investasi pada apartemen memberikan tingkat imbal hasil 13 -14 persen per tahun," katanya.

Baca juga artikel terkait PROPERTI

tirto.id - Bisnis
Sumber: Antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari