tirto.id - Wakil Ketua Panitia Seleksi (Pansel) Pimpinan dan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Arief Satria, menyampaikan sekitar 107 orang mendaftar sebagai Calon Pimpinan (Capim) dan 87 orang Calon Dewan Pengawas (Cadewas) KPK.
"Sampai dengan 12.30 tadi hari ini, yang register akun 682 orang. Kemudian pendaftar Capim KPK 107 orang, pendaftar Cadewas 87 orang," kata Arief saat hadir dalam diskusi publik ‘Daftar Capim KPK, Kuatkan Harapan Indonesia’ melalui Zoom meeting, di Jakarta, Jumat (12/7/2024).
Arief merinci, 103 dari total 105 pendaftar calon pimpinan KPK adalah laki-laki sementara sisanya perempuan. Selain itu, pendaftar didominasi berasal dari Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta.
"Kemudian untuk calon Dewas KPK, perempuan lebih banyak ada 11, laki laki ada 76 dengan total 87, dengan sebaran relatif sama bahwa Jawa Barat DKI masih mendominasi dari sumber asal calon," ucap Arief.
Rektor Institut Pertanian Bogor itu menambahkan, jumlah pendaftar yang tembus puluhan, bahkan ratusan, membantah klaim pendaftaran calon pimpinan maupun calon dewas sepi peminat. Ia melihat jumlah pendaftar sudah menunjukkan masih ada keinginan publik untuk berkontribusi bagi lembaga antirasuah.
Arif pun optimis jumlah pendaftar calon pimpinan maupun calon cewas akan bertambah hingga batas akhir waktu pendaftaran pimpinan maupun dewas. Ia mengklaim, jumlah akun terdaftar dalam proses pendaftaran yang mencapai 682 akun adalah bukti publik masih tertarik untuk menjadi pimpinan maupun dewan pengawas.
Pendaftaran Calon Pimpinan dan Calon Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan ditutup pada 15 Juli 2024 mendatang. Akan tetapi, muncul persepsi bahwa pendaftar sepi peminat.
Wakil Presiden RI, Maruf Amin, mengajak semua pihak yang ingin agar KPK lebih baik untuk mendaftar dalam proses seleksi calon pimpinan lembaga tersebut. Maruf meminta semua pihak agar ikut mendaftar menjadi pimpinan dan memperbaiki KPK secara konkret lewat organisasi.
Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia ini ingin agar publik tidak sekadar berteriak dengan kondisi KPK saat ini. Dia juga menyayangkan dengan orang-orang yang selama ini banyak berteriak dan mengkritik KPK, tetapi enggan mendaftar sebagai pimpinan.
Penulis: Auliya Umayna Andani
Editor: Andrian Pratama Taher