Menuju konten utama

Pangsa Pasar Produk Indonesia ke Arab Saudi Harus Diperluas

Lembaga penelitian independen Center of Reform on Economics (CORE) menyarankan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Arab Saudi diperluas guna mendorong ekspor produk-produk nasional

Pangsa Pasar Produk Indonesia ke Arab Saudi Harus Diperluas
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) bertukar naskah dengan Menteri Sulaiman Abdullah Al Hamdan (kiri) usai penandatanganan kerjasama kedua negara di Istana Bogor, Rabu (1/3). Dalam kunjungan kenegaraan Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud, ditandatangani 11 kerjasama bilateral. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Lembaga penelitian independen Center of Reform on Economics (CORE) menyarankan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Arab Saudi diperluas guna mendorong ekspor produk-produk nasional yang penetrasinya ke pasar Arab Saudi masih terbatas. Selama ini pangsa ekspor Indonesia di Arab Saudi masih minim dibandingkan negara-negara Asia lainnya, seperti China, Korea Selatan, Thailand dan Vietnam.

"Dari total impor Arab Saudi pada 2015, pangsa pasar ekspor Indonesia hanya sebesar 1,5 persen. Sementara Thailand 2,3 persen dan Vietnam 1,8 persen," ucap Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu, (4/3/2017) seperti dilansir dari Antara.

Menurut Faisal ekspor terbesar Indonesia ke Arab Saudi selama ini adalah kendaraan bermotor, kayu olahan, minyak sawit dan produk ikan.

Selain mendorong peningkatan ekspor produk-produk tersebut, Indonesia juga perlu mendorong ekspor seperti alas kaki, tekstil dan pakaian jadi, yang penetrasi pasarnya di Arab Saudi masih kecil.

Pasar untuk produk-produk tersebut di Arab Saudi berpotensi meningkat sejalan dengan rencana pemerintah Arab Saudi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan umroh, yang saat ini hanya delapan juta menjadi 30 juta wisatawan per tahun.

CORE juga mencatat bahwa investasi Arab Saudi di Indonesia selama periode 2013-2016 masih relatif kecil dan lebih banyak pada sektor tersier, terutama sektor perdagangan dan reparasi dan sektor properti khususnya hotel dan restoran.

Nilai investasi asal Arab Saudi yang masuk ke Indonesia pada tahun 2016 hanya sebesar 900 ribu dolar AS, atau hanya berada pada peringkat 57. Sementara investasi asal Singapura, Jepang, dan China masing-masing mencapai 9 miliar, 5,5 miliar dan 2,75 miliar dolar AS.

Oleh karena itu, pemerintah perlu mendorong peningkatan investasi negara itu ke sektor-sektor yang paling dibutuhkan, seperti pengembangan industri pengolahan minyak mentah dan industri petrokimia.

"Sejalan dengan Visi 2030 Arab Saudi yang ingin mendongkrak pendapatan di luar sektor minyak, pendapatan dari ekspansi investasi ke negara lain menjadi salah satu perhatian negara itu," ucap Faisal.

Dia menambahkan Indonesia dengan pasar yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, ditambah lagi dengan kedekatan secara sejarah dan budaya, mampu menjadi mitra yang strategis bagi Arab Saudi untuk menjalin kerja sama ekonomi.

Baca juga artikel terkait EKSPOR INDONESIA atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh