Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Panduan Tata Cara Shalat untuk Orang Sakit, Dalil, dan Hikmahnya

Allah memberikan keringanan bagi mereka yang sakit untuk tetap mengerjakan shalat.

Panduan Tata Cara Shalat untuk Orang Sakit, Dalil, dan Hikmahnya
Ilustrasi Shalat. foto/Istockophoto

tirto.id - Ibadah shalat (salat) merupakan tiang agama dalam Islam dan hukumnya adalah wajib. Bahkan, orang yang sakit tetap diwajibkan untuk melaksanakan shalat fardlu lima waktu. Allah memberikan keringanan atau rukhsah bagi mereka yang sakit untuk tetap mengerjakan shalat.

Jika orang tidak mampu shalat sambil berdiri, maka diperbolehkan sambil duduk. Jika sambil duduk tidak mampu, maka sambil berbaring. Jika sambil berbaring tidak mampu, maka dengan terlentang. Jika itu pun juga tidak mampu, maka diperbolehkan dengan isyarat, kedipan mata, atau dengan hati.

Nabi Muhammad S.A.W. bersabda:

“Shalatlah sambil berdiri, jika kamu tidak mampu sambil duduk, dan jika kamu tidak mampu, sambil berbaring miring.” (HR. Bukhari).

Tata Cara Shalat bagi Orang Sakit

Seorang muslim yang sedang sakit tetap wajib mengerjakan shalat selama akal dan ingatannya masih sadar. Berikut adalah cara pelaksanaan shalat bagi orang sakit:

1. Shalat dengan Cara Duduk

Shalat dengan cara duduk dilakukan bagi orang yang tidak sanggup melakukan shalat dengan cara berdiri. Tata cara shalat sambil duduk yaitu:

  • Duduk menghadap kiblat dengan posisi iftirasy (seperti duduk tahiyat awal) kemudian bertakbiratul ihram sambil mengangkat kedua tangan.
  • Setelah takbiratul ihram, kedua belah tangan disedekapkan di atas dada dengan posisi pergelangan tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri, sesudah itu membaca doa iftitah, surah al-Fatihah dan surah dari Al-Qur’an.
  • Setelah itu, ruku’ yaitu dengan duduk membungkuk sedikit ke arah depan dengan membaca tasbih ruku’.
  • I’tidal dengan cara duduk kembali seperti semula serta membaca tasbih i’tidal.
  • Berikutnya sujud sebagaimana sujud biasa serta bacalah tasbihnya atau jika tidak mampu dengan membungkukkan badan lebih rendah dari pada ruku’, kemudian duduk kembali menyempurnakan rakaat yang kedua, sebagaimana rakaat yang pertama.

2. Shalat dengan Cara Berbaring

Shalat dengan cara berbaring dilakukan bagi orang yang tidak mampu mengerjakan shalat dengan cara berdiri maupun duduk. Adapun tata cara shalat dengan cara berbaring yaitu:

  • Pengertian berbaring di sini ialah tidur miring di atas rusuk yang sebelah kanan dengan membujur ke sebelah selatan, telinga sebelah kanan tertindih oleh kepala sebelah kanan pula.
  • Selanjutnya wajah dan perut serta dada dan kaki menghadap ke arah kiblat dengan disertai niat dan bertakbir seperti biasa.
  • Untuk melakukan ruku’ dan sujud cukup dengan anggukan kepala atau dengan menggunakan kedipan pelupuk mata.
  • Jika semua tidak dilakukan dengan anggukan kepala dan kedipan mata, maka gunakanlah hati selama kita masih sadar. Demikianlah seterusnya hingga salam selesai.

3. Shalat dengan Cara Telentang

Shalat dengan cara telentang dilakukan jika tidak mampu lagi untuk berbaring miring. Tata cara shalat telentang adalah sebagai berikut:

  • Posisi badan telentang dengan posisi kedua kaki diluruskan ke kiblat.
  • Kepala diganjal bantal berada di sebelah timur, agar muka menghadap ke kiblat (usahakan kepala diganjal agak tinggi) kemudian berniat salat sesuai dengan niat salat yang akan dikerjakan.
  • Untuk melakukan ruku’ dan sujud cukup dengan isyarat seperti menganggukkan kepala atau kedipan mata, jika tidak mampu maka cukup dengan isyarat hati saja selama masih sadar.
  • Bacaan salat dilafazkan seperti biasa, jika tidak mampu cukup dilafadzkan di dalam hati.

4. Shalat dengan Isyarat

Jika tidak dapat mengerjakan shalat dengan cara-cara seperti tersebut di atas, maka cukup dengan isyarat, baik dengan kepala maupun dengan mata.

Apabila semua tidak mungkin untuk dilaksanakan, maka shalat dapat dikerjakan dalam hati selama akal dan jiwa masih ada.

Demikianlah tata cara shalat bagi orang yang sakit. Ibadah shalat tetap harus dilaksanakan dalam keadaan apa pun selama akal masih sehat atau sadar.

Hikmah Shalat bagi Orang yang Sakit

Hikmah shalat bagi orang yang sakit, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Mendekatkan Diri kepada Allah

Shalat merupakan salah satu dzikrullah seorang hamba. Mengerjakan shalat akan membuat kita senantiasa lebih dekat kepada Allah.

2. Hati Menjadi Lebih Tenang

Dzikrullah akan membuat hati menjadi tenang. Shalat yang merupakan salah satu wujud dzikrullah akan menenangkan hati.

3. Menyadari Kemurahan Allah

Keringanan yang Allah berikan kepada hamba-Nya –termasuk dalam urusan ibadah shalat ketika sakit— akan menyadarkan kita pada kemurahan Tuhan yang Maha Kuasa.

4. Mensyukuri Nikmat Sehat

Shalat dalam keadaan sakit akan lebih menambah rasa syukur kita terhadap nikmat kesehatan yang diberikan Allah.

5. Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan kepada Allah

Keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah akan bertambah dengan senantiasa beribadah kepada-Nya dalam setiap keadaan.

6. Dicintai

Allah mencintai orang-orang yang selalu beribadah kepada-Nya.

Baca juga artikel terkait SHALAT atau tulisan lainnya dari Nurul Azizah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Nurul Azizah
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Iswara N Raditya