Menuju konten utama

Panas Dingin Diburu Intel Arab Saudi Gegara Tak Punya Visa Haji

Sejumlah jemaah yang menggunakan visa ziarah digerebek aparat keamanan Saudi jelang puncak ibadah haji. Pemilik travel yang menipu mereka telah ditangkap.

Panas Dingin Diburu Intel Arab Saudi Gegara Tak Punya Visa Haji
Umat muslim menunggu dimulainya shalat magrib di kawasan Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Kamis (23/5/2024). Menjelang waktu shalat, Masjidil Haram dipadati umat muslim yang akan menunaikan ibadah shalat magrib. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Lukman duduk di sudut Masjidil Haram menanti azan Subuh pada Jumat malam (7/6/2024). Lukman bukanlah nama sebenarnya. Setelah koordinator travelnya ditangkap polisi Arab Saudi dua hari sebelumnya, ia kini tak ubahnya anak yang kehilangan induk, telantar kebingungan, panas dingin terdampar di negeri orang.

Bayang-bayang wajah istri yang hamil tak bisa hilang. Sesekali terlintas wajah anak kecilnya yang meminta segera pulang. Malam itu ia menangis diteror berjuta pikiran tak nyaman. Takut tertangkap, takut dipenjara, takut tidak bisa pulang.

Lukman seorang guru ngaji. Ditemani tiga lansia kawannya asal Madura, ia tak henti-hentinya istigfar memanggil-manggil asma Tuhan. Kecewa tentu saja, tapi nasi sudah menjadi bubur, mau segera pulang tapi jarak tak terkira jauhnya.

"Tidak disangka saya seperti buronan sekarang. Saya di sini (salat di Masjidil Haram) sebenarnya menghindar, dapat kabar hotel digerebek polisi. Kan ada yang bilang tempat paling aman justru tempat paling berbahaya," katanya menjawab pertanyaan.

"Pemilik travelnya (koordinator), ditangkap kemarin. Terus sekarang bagaimana, enggak bertanggung jawab. Panas dingin ini, kawan-kawan pingin ngajak pulang," lelaki 39 tahun itu mengeluh.

Lukman saat ini tinggal di sebuah pemondokan di kawasan Syisya, Kota Makkah. Kepada siapapun, Ia tidak akan mau menyebut nama hotelnya. Termasuk kepada jemaah haji lain yang dikenalnya. Banyak pula di antara kawannya mengajak bertemu, tapi ditolak mengingat posisinya sekarang ini.

"Ada banyak kawan jemaah di sini, wali-wali santri juga banyak yang kirim WA (WhatsApp) ingin bertemu, tapi sudah lah. Takut saya terjadi apa-apa," ujarnya.

Berangkat ke Tanah Suci sepekan lalu menggunakan jasa Travel Haji—yang katanya dikelola mukimin asal Medan—Lukman bersama rombongan dari Madura, Mojokerto, Surabaya, dan beberapa daerah lain hanya dibekali visa ziarah dan janji-janji. Katanya, ia melanjutkan, sesampainya di Makkah bakal diberi visa haji.

Tapi rupanya janji hanya isapan jempol. Padahal uang sudah disetor, biayanya macam-macam, ada yang bayar Rp 160 sampai 200 juta. Ada yang jual tanah pula. Rencananya hari ini mereka bakal pulang saja, tidak mau mengambil resiko melanjutkan perjalanan haji.

"Iki adem panas ga doyan mangan (Ini panas dingin enggak doyan makan). Kasihan ini temen-temen, sudah jual tanah buat ke sini, kerjaan angon (gembala) kambing, ini lagi ngumpul bahas rencana pulang," ujarnya.

Masjidil Haram semakin padat dengan jamaah

Umat Islam memadati Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi, Kamis (6/6/2024). Menjelang berakhirnya fase kedatangan jamaah calon haji (closing date) pada 10 Juni 2024 kondisi Masjidil Haram semakin padat oleh jamaah dari berbagai belahan dunia khususnya pada saat shalat lima waktu, PPIH Arab Saudi menghimbau jamaah Indonesia agar shalat fardu dan ibadah sunnah lainnya dapat dilakukan di mushala atau masjid di sekitar hotel. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.

Penangkapan Pemilik Travel Haji Tanpa Tasreh

Sebelumnya, seorang warga negara Indonesia (WNI) berinisial LNM ditangkap aparat keamanan Arab Saudi lantaran menjual paket haji tanpa tasreh di akun Facebook-nya. Lukman merupakan salah satu jemaahnya yang tergoda janji-janji manis.

LNM merupakan pemilik travel paket umrah dan haji. Dia biasa menjual paket haji lewat akun Facebook. Kabar tersebut disampaikan Konjen RI Jeddah, Yusron B. Ambary.

"Saya sebelumnya menyampaikan selebgram ya, ternyata bukan. Dia jualan melalui akun Facebook-nya yang sudah punya pengikut lima ribu," kata Yusron dalam jumpa pers melalui Zoom, Jumat (7/6/2024).

Pelaku LNM berusia 40 tahun adalah pemilik travel umrah AND Tour. Dia ditangkap pada Sabtu, 25 Mei 2024, dalam perjalanan menuju hotelnya di Makkah. Setelah ditangkap, LNM segera ditahan oleh kejaksaan setempat.

Di sisi lain, perusahaan tour miliknya tersebut ternyata legal, tapi baru punya izin untuk perjalanan umroh saja.

"Perusahaan tour-nya ini baru punya izin umrah saja," kata Yusron.

"Saat ditangkap, dia bersama keponakannya. Ponakannya langsung dilepas, kalau LNM ditahan," imbuhnya.

Pihak KJRI Jeddah mengetahui kasus ini setelah suami LNM, AC, menghubungi KJRI. Lalu, bersama pihak KJRI, suami LNM bertemu dengan kejaksaan. Kemudian diketahui dari hasil penyelidikan ternyata menjual paket haji lewat akun Facebook-nya tanpa tasreh.

Modusnya, LNM semula menjual paket umroh. Paket tersebut lalu dia tambahi narasi menyediakan kuota haji jalur cepat. Menurut Yusron, LNM dilaporkan pengguna media sosial lain berinisial X yang kemudian me-mention aparat keamanan Arab Saudi.

Pihak KJRI membantu suami LNM untuk mengajukan penangguhan penahanan dengan jaminan. Namun, bantuan itu ditolak pihak kejaksaan Arab Saudi. Kasus hukumnya masih diproses dan belum ada keputusan.

"LNM ini kena pasal financial fraud. Di Arab Saudi [tergolong] kasus cukup berat, tidak bisa dibebaskan melalui jaminan," ujar Yusron.

Dari hasil pemeriksaan, kata Yusron, LNM menjual paket haji tanpa antre kepada 50 orang dengan harga sekitar Rp100 juta. Para jemaah ini menggunakan visa ziarah, sementara LNM dan suaminya menggunakan visa pekerja musiman.

"Tim KJRI sudah bertemu dengan jemaahnya. Mereka agak bingung dengan nasibnya. Kami sudah minta mereka pulang, tapi mereka bilang enggak bisa pulang cepat, sudah terjadwalkan tanggal 21 Juni katanya," terang Yusron.

Penyekatan jalan di Makkah

Aparat keamanan melakukan penyekatan jalan menuju arah Mina di Jalan King Fahd, Makkah, Arab Saudi, Rabu (5/6/2024). Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengeluarkan edaran kepada jamaah calon haji Indonesia yang telah berada di Makkah maupun yang akan tiba untuk tidak melakukan perjalanan ke luar kota perhajian jelang puncak haji seiring kebijakan pemerintah Arab Saudi yang memperketat penjagaan di pintu-pintu masuk kota Makkah. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.

Saudi Perketat Penjagaan

Beberapa hari belakangan ini Pemerintah Arab Saudi memang memperketat penjagaan di sejumlah titik akses masuk Kota Makkah. Mobil polisi acapkali berseliweran di jalanan kota.

Petugas berseragam cokelat juga mulai banyak ditemui di sejumlah sudut jalan raya. Bahkan razia digencarkan polisi ke beberapa hotel yang dicurigai sebagai tempat sembunyi peziarah atau jemaah tanpa visa haji.

Pengetatan ini dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi dalam rangka pengamanan jelang puncak musim haji yang dimulai pada 15 Juni 2024. Razia dan pegecekan dokumen para pengendara di jalanan menjadi salah satu fokus para petugas tersebut.

Di kawasan Syisya, beberapa kali polisi mengamankan warga tanpa visa haji. Mereka dicurigai sebagai haji traveler yang menggunakan visa ziarah. Sejak beberapa hari ini, mereka mendiami hotel-hotel tertentu, dan baru akan keluar ketika puncak haji nanti.

"Kemarin ada satu orang ditangkap di jalan. Di situ, dekat Daker. Ketat banget memang sekarang, Mas," kata Umar, seorang mukimin setempat.

Sehari setelahnya, Selasa siang (4/6/2024), sejumlah mobil polisi lokal Makkah juga nampak berjejer tak jauh dari Daker Makkah. Mereka sedang merazia sebuah hotel yang kabarnya dihuni sejumlah orang asal Thailand dan Malaysia tanpa visa haji.

"Tapi belum bisa dikonfirmasi. Katanya sih dari Thailand atau Malaysia," kata Zaenal, mukimin lain yang berada di sekitar hotel.

Syamsul, sopir kendaraan petugas haji juga menyarankan agar ke mana-mana para petugas membawa dokumen lengkap. Polisi berseragam cokelat--polisi daerah luar Makkah--sudah dikerahkan untuk menjaga keamanan Tanah Suci.

Petugas penyelenggara ibadah haji (PPIH) juga terus mengingatkan para jemaah agar terus membawa tanda pengenal ke mana saja saat berada di luar hotel. Tanda pengenal yang dimaksud adalah kartu dan gelang haji, visa haji, paspor, serta pengenal diri lainnya.

Seperti disampaikan Anggota Media Center Kementerian Agama, Widi Dwinanda, pengetatan pemeriksaan ini untuk mengidentifikasi jemaah yang menggunakan visa nonhaji. Otoritas Saudi, kata dia, menerbitkan kebijakan yang mewajibkan seluruh jemaah haji memiliki smart card.

Program ini mendapat perhatian khusus dari Kementerian Haji, Kementerian Dalam Negeri, dan pihak Keamanan Umum Arab Saudi, terutama menjelang puncak haji pada 15 Juni 2024.

"Jemaah yang tidak memiliki smart card dilarang masuk ke Armuzna, apa pun kedudukannya. Pemerintah Arab Saudi menyiapkan sanksi berat bagi para pihak yang melanggar," kata Widi, Jumat (7/6/2024).

Widi juga mengimbau jemaah haji Indonesia agar segera melapor ke petugas sektor bila kehilangan smart card. Petugas nanti akan melakukan penggantian.

Baca juga artikel terkait HAJI 2024 atau tulisan lainnya dari Muhammad Taufiq

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Muhammad Taufiq
Penulis: Muhammad Taufiq
Editor: Irfan Teguh Pribadi