Menuju konten utama
Pelaksanaan Haji 2024

Saat Petugas Haji Menenangkan Mbah Legowo yang Takut Ibu Indah

Pikiran lansia 76 tahun bernama lengkap Tri Legowo tersebut juga nampak acak, entah terbang ke mana.

Saat Petugas Haji Menenangkan Mbah Legowo yang Takut Ibu Indah
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji menurunkan koper jamaah calon haji gelombang pertama di Makkah, Arab Saudi, Minggu (26/5/2024). Kementerian Agama menyatakan pada 26 Mei 2024 jamaah gelombang pertama yang telah tiba di Tanah Suci sebanyak 88.987 orang dan 98,52 persen diantaranya belum pernah berhaji. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.

tirto.id - Mbah Legowo kebingungan mencari jalan pulang ke Kertosono. Memakai kain ihram, ia berjalan ke sana kemari di lobi Hotel Durrat Al-Akhhyar kawasan Misfalah Kota Makkah. Sejumlah orang pun kesulitan menenangkannya, termasuk petugas yang kebetulan visit di sana.

Pikiran lansia 76 tahun bernama lengkap Tri Legowo tersebut juga nampak acak, entah terbang ke mana. Sesekali mengeluh ingin pipis, namun setelah diantar ke toilet tidak jadi. Selang beberapa menit ingin ke toilet lagi. Kemudian tiba-tiba saja ia juga kebingungan mengaku ingin ke Terminal Kertosono.

Duh ono opo to iki, rame-rame ono opo? Ibu Indah mesti muring-muring iki? (Duh ada apa sih ini, kok ramai sekali ada apa. Ibu Indah pasti marah ini),” kata Mbah Legowo sambil bergumam.

“Mbak Indah galak to Mbah? Tenang wonge enggak ono (Mbak Indah galak mbah? Tenang orangnya tidak ada),” kata seorang petugas bertanya sambil berusaha menenangkan.

Heeh..., ayo mere-mere, Ibu Indah muring-muring mengko,” Mbah Legowo menjawab cekak.

Rumahnya di mana?" pertanyaan dilanjutkan.

Iki...,” jawab Mbah Legowo sambil menunjuk lantai hotel.

Di hotel bernomor 1013 itu, Legowo tidak sendiri. Ia berangkat dari Nganjuk, Jawa Timur melalui embarkasi Surabaya (SUB). Dari daerah sama juga ada beberapa jemaah lansia yang juga nampak kebingungan saat berada di hotel.

Terkait kasus demensia para jemaah haji lansia, Dokter Spesialis Kejiwaan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Ahmad Andi Sameggu, mengatakan, secara umum disebabkan kurang cairan. Misalnya karena takut kencing di pesawat sehingga mereka mengurangi minum. Akibatnnya dehidrasi dan akhirnya demensia.

“Kayak tadi saya menemukan jemaah sedang ihram umrah. Terpisah dari temannya akhirnya gelisah, bingung tak tahu arah. Ditemukan oleh petugas sektor di sekitar hotel,” kata dokter di RSUD Sopeng itu, Kamis (6/6/2024).

Beberapa pasien demensia saat ini sedang diobservasi menjelang puncak haji di Armuzna pada 15 Juni 2024 nanti. Mereka akan dinilai apakah cukup sadar dengan aktivitasnya, kemudian tahu tempat yang dituju.

“Instruksi Kementerian Agama, pasien psikitaris itu hukumnya badal semua. Tapi, beberapa hari sebelum safari wukuf akan dilihat kondisinya,” kata dia menambahkan.

Bagaimana penanganan pertama pada jemaah demensia? Pertama, tenangkan, periksa darah, periksa rontgen. Dari hasil itu kalau ada temuan penyakit akan dikonsultasikan dengan spesialis penyakit dalam. "Kalau ada gangguan pada darah akan diobati SPPD, diinfus atau minum obat," ujarnya.

Cara menenangkan pengidap demensia juga harus lembut. Jika bertemu di jalanan, tenangkan, ajak menepi lebih dulu di jalan. Kalau orang tersebut berontak dan kasar, segera hubungi petugas kesehatan agar segera bisa ditangani.

“Amankan, beri rasa aman. Kalau sampai berontak hubungi petugas kesehatan. Akan ditangani lebih lanjut,” kata dia.

Demensia, dia melanjutkan, bisa dideteksi sejak dini. Ada beberapa indikator, misalnya bertemu dengan seorang kakek yang nampak murung dan tidak mau mengobrol. Tidak mau makan, tidak mau ikut ibadah, tidak pula mau keluar kamar.

“Bingung lupa waktu salat. Itu sudah tanda. Kalau sudah ada tanda itu, beri rasa aman. Orang tua itu suka ditepuk, orang tua di manapun butuh sentuhan,” kata dia.

“Tanyakan perasaannya. Temani mengobrol, makan disuapi. Jadi lebih ke dukungan rasa aman. Dia butuh diperhatikan. Butuh diberi penghargaan 'ayo semangat'," terang dokter Andi.

Bila tidak kunjung tenang, kemudian si penderita juga nampak semakin gelisah, tidak mau makan, tidak mau beraktivitas, bicara juga sudah mulai kebingungan dan ngelantur, apalagi merusak barang orang lain, "segera koordinasikan dengan petugas kesehatan."

Ia mengungkapkan, sampai saat ini KKHI total sudah merawat 66 orang demensia. Karakter mereka juga beragam. Namun semuanya masuk kategori lanjut usia (lansia). Ada beberapa indikasi kesembuhan pasien tersebut, salah satunya sudah tidak lagi gelisah.

“Sudah tidak disorientasi tempat, waktu dan orang. Biasanya sudah punya kesadaran untuk umrah dan haji. Juga ada kepatuhan minum obat. Jika semua sudah bagus bisa pulang,” kata dia.

Kendalanya, kata Andi, justru karena banyak penolakan dari lingkungan sosial mereka, gara-gara riwayat kegelisahan tersebut. “Ada penolakan dari anggota kloter karena pasien pernah meracau gelisah akhirnya dikembalikan ke KKHI,’ terangnya.

Baca juga artikel terkait HAJI 2024 atau tulisan lainnya dari Muhammad Taufiq

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Muhammad Taufiq
Penulis: Muhammad Taufiq
Editor: Abdul Aziz